Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Laporan Praktikum Identifikasi dan Analisis Kualitatif Kation

Laporan Praktikum Identifikasi dan Analisis Kualitatif Kation
Percobaan berjudul Identifikasi dan Analisis Kualitatif Kation. Tujuan dari percobaan ini adalah mempelajari metode analisis kualitatif untuk identifikasi kation, mengetahui reaksi penetapan untuk kation Pb2+, Hg2+, Cu2+, Cd2+, Al3+, Co2+, Ca2+, dan Ba2+, mempelajari analisis kualitatif untuk kation golongan I, dan melakukan runutan secara sistematis sehingga dapat diketahui adanya kation dalam suatu sampel.

PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK
“IDENTIFIKASI DAN ANALISIS KUALITATIF KATION”

 

A. Tujuan

  1. Mempelajari metode analisis kualitatif untuk identifikasi kation.
  2. Mengetahui reaksi penetapan untuk kation Pb2+, Hg2+, Cu2+, Cd2+, Al3+, Co2+, Ca2+, dan Ba2+.
  3. Melakukan runutan secara sistematis sehingga dapat diketahui adanya kation dalam suatu sampel.

B. Dasar Teori

1. Analisis dalam Ilmu Kimia

Kimia analitik adalah cabang ilmu kimia yang berfokus pada analisis contoh/cuplikan material untuk mengetahui komposisi struktur dan fungsi kimianya. Secara tradisional, analisis kimia (kimia analitik) dibagi menjadi dua jenis, yaitu analisis kuantitatif dan analisis kualitatif. Analisis kuantitatif bertujuan untuk mengetahui jumlah suatu unsur atau senyawa dalam suatu cuplikan. Analisis kualitatif bertujuan untuk mengetahui keberadaan suatu unsur atau senyawa kimia, baik organik maupun anorganik (Sahirman, 2013).

2. Analisis Kualitatif

Analisis kualitatif membahas identifikasi zat-zat, unsur, ataupun senyawa yang terdapat dalam suatu sampel. Tujuan analisis kualitatif adalah memisahkan dan mengidentifikasi sejumlah unsur. Prosedur yang digunakan untuk menguji suatu zat yang tidak diketahui yaitu pertama membuat sampel yang dianalisis dalam bentuk cairan (larutan) selanjutnya terhadap larutan yang dihasilkan uji ion yang mungkin ada.

Kesulitan yang lebih besar dijumpai pada saat mengidentifikasi berbagai konsentrasi dalam suatu campuran untuk ion, biasanya dilakukan pemisahan ion terlebih dahulu melalui proses pengendapan. Selanjutnya dilakukan pelarutan, kemudian endapan tersebut diadakan uji-uji spesifik untuk ion-ion yang akan diidentifikasi. Uji spesifik dilakukan dengan menambahkan reagen (pereaksi) tertentu yang akan memberikan larutan atau endapan berwarna yang merupakan karakteristik untuk ion-ion tertentu (Day dan Underwood, 2002).

3. Penggolongan Kation

Reagensia golongan yang dipakai untuk klasifikasi kation yang paling umum adalah asam klorida, hidrogen sulfida, ammonium sulfida, dan ammonium karbonat. Klasifikasi ini didasarkan atas apakah suatu kation bereaksi dengan reagen-reagen tersebut dengan membentuk endapan atau tidak. Jadi, klasifikasi kation didasarkan atas perbedaan kelarutan dari klorida, sulfida, dan karbonat dari kation tersebut.

Kelima golongan kation dan ciri-ciri khas golongannya sebagai berikut:

a. Golongan I

Kation golongan ini membentuk endapan dengan asam klorida encer. Ion-ion golongan ini adalah timbal, merkurium (I) (raksa), dan perak.

b. Golongan II

Kation golongan ini tidak bereaksi dengan asam klorida, tetapi asam mineral encer. Ion-ion golongan ini adalah merkurium (II), tembaga, timah (II), dan bismuth, kadmium, arsenik (III), arsenik (V), stibium (III), stibium (V), dan timah (III (IV). Sulfida dari kation dalam golongan II A tidak dapat larut dalam ammonium polisulfida, sulfida dari kation dalam golongan II B justru dapat larut.

c. Golongan III

Kation golongan ini tidak bereaksi dengan asam klorida encer ataupun dengan hidrogen sulfida dalam suasana asam mineral encer. Namun, kation ini membentuk endapan dengan ammonium sulfida dalam suasana netral. Kation-kation golongan ini adalah kobalt (II), nikel (II), besi (II), besi (III), kromium (III), aluminium, zink, dan mangan (III).

d. Golongan IV

Kation golongan ini tidak bereaksi dengan reagen golongan I, II, dan III. Kation-kation ini membentuk endapan dengan ammonium karbonat dengan adanya ammonium klorida, dalam suasana netral atau sedikit asam. Kation-kation golongan IV yaitu kalsium, strontium, dan barium.

e. Golongan V

Kation-kation yang umum, yang tidak bereaksi dengan reagen-reagen golongan sebelumnya, merupakan golongan kation yang terakhir yang meliputi ion-ion magnesium, natrium, kalium, ammonium, litium, dan hidrogen (Svehla, 1983).

4. Reaksi-reaksi Pada Kation

a. Reaksi-reaksi dari ion timbal (II) (Pb2+)

  1. Asam klorida encer (klorida yang larut)
    Endapan putih dalam larutan yang dingin dan tidak terlalu encer.
    Pb2+ + 2Cl- PbCl2
  2. Kalium iodida
    Endapan kuning menghasilkan timbal iodida.
    Pb2+ + 2I- PbI2
    Endapan larut sedang dalam air mendidih menghasilkan larutan yang tidak berwarna. Endapan memisah berwarna kuning keemasan setelah mendingin.
  3. Asam sulfat encer (sulfat-sulfat yang larut)
    Endapan putih menghasilkan timbal sulfat.
    Pb2+ + SO42- PbSO4
    Endapan ini larut dalam reagen yang berlebihan.
  4. Kalium kromat
    Endapan kuning menghasilkan timbal kromat.
    Pb2+ + CrO42- PbCrO4

b. Reaksi-reaksi dari ion merkurium (Hg)

  1. Asam klorida encer
    Endapan putih merkurium (I) klorida.
    Hg2+ + 2Cl- Hg2Cl2
  2. Kalium kromat
    endapan kristalin merah merkurium (I) kromat.
    Hg2+ + CrO42- Hg2CrO4

c. Reaksi-reaksi dari ion perak (I) (Ag+)

  1. Asam klorida encer (klorida-klorida yang larut)
    Endapan putih perak klorida
    Ag+ + Cl-
    AgCl
  2. Larutan amonia
    Endapan coklat perak oksida
    2Ag+ + 2NH3 + H2O Ag2O + 2NH4+
    Reaksi mencapai kesetimbangan, dan karenanya pengendapan tidak sempurna pada tingkat manapun. Jika ada ammonium nitrat dalam larutan semula atau larutan sangat asam tidak terjadi pengendapan.
  3. Kalium kromat
    Endapan merah perak kromat
    2Ag+ + CrO43- Ag2CrO4
    (Svehla. 1985)

C. Alat dan Bahan

Alat-alat yang digunakan pada percobaan ini adalah tabung reaksi, rak tabung reaksi, penjepit tabung reaksi, Bunsen spirtus, kawat kasa+tripod, gelas beaker, gelas ukur, erlenmeyer, corong gelas kecil, pengaduk kaca, sendok sungu, kaca preparate, baskom, kertas saring, kertas lakmus, korek, label, dan botol akuades.

Bahan-bahan yang digunakan pada percobaan ini adalah Pb(NO3)2 0,25M; HCl encer 1M; KI 0,1M; CuSO4 0,1M; KOH 0,1M; CdSO4 0,25M; AlCl3 0,33M; KOH 0,5M; Na2CO3 0,5M; CoCl2 0,5M; KNO3 pekat; CaCl2 0,5M; (NH4)2CO3; H2SO4 pekat; Ba(NO3)2 0,25M; HCl encer; HCl pekat; HNO3 encer; HNO3 pekat; PbCl2, K2CrO4, NH3 1M; sampel; dan akuades.

D. Cara Kerja

1. Identifikasi Kation

a. Identifikasi timbal (Pb2+)

Larutan Pb(NO3)2 0,25M dimasukkan ke dalam tabung reaksi. Kemudian ditambahkan HCl 1M lalu dipanaskan. Setelah itu ditambahkan larutan KI 0,1M lalu didinginkan. Kemudian diamati endapan yang terbentuk pada tabung reaksi.

b. Identifikasi timah (Cu2+)

Larutan CuSO4 0,1M dimasukkan ke dalam tabung reaksi. Kemudian ditambahkan KOH 0,1M lalu dipanaskan. Setelah itu ditambahkan larutan KI 0,1M. Kemudian diamati endapan yang terbentuk pada tabung reaksi.

c. Identifikasi kadmium (Cd2+)

Larutan CdSO4 0,25M dimasukkan ke dalam tabung reaksi. Kemudian ditambahkan KI 0,1M. Setelah itu ditambahkan larutan KOH lalu dididihkan. Kemudian ditambahkan HCl encer.

d. Identifikasi aluminium (Al3+)

Larutan AlCl3 0,33M dimasukkan ke dalam tabung reaksi. Kemudian ditambahkan KOH 0,5M. Setelah itu ditambahkan larutan Na2CO3 0,5M sedikit demi sedikit. Kemudian diamati endapan yang terbentuk pada tabung reaksi.

e. Identifikasi kobalt (Co2+)

Larutan CoCl2 0,5M dimasukkan ke dalam tabung reaksi. Kemudian ditambahkan NaOH lalu dipanaskan. Setelah itu ditambahkan larutan KNO3 pekat. Kemudian dinding tabung reaksi digosok dengan pengaduk kaca lalu dipanaskan hingga terbentuk endapan.

f. Identifikasi kalsium (Ca2+)

Larutan CaCl2 0,5M dimasukkan ke dalam tabung reaksi. Kemudian ditambahkan (NH4)2CO3. Setelah itu ditambahkan larutan H2SO4 pekat. Kemudian diamati endapan yang terbentuk pada tabung reaksi.

g. Identifikasi kalsium (Ba2+)

Larutan Ba(NO3)2 0,25M dimasukkan ke dalam tabung reaksi. Kemudian ditambahkan (NH4)2CO3. Setelah itu ditambahkan larutan HCl encer lalu ditambahkan H2SO4 encer. Kemudian diamati endapan yang terbentuk pada tabung reaksi.

2. Analisis Kualitatif Kation

a. Pemeriksaan Pendahuluan

Pemeriksaan pendahuluan dilakukan dengan tiga uji yaitu organoleptis, sifat kelarutan, dan pH larutan. Organoleptis dilakukan dengan cara sampel diambil sedikit dan diletakkan di atas kaca preparate. Kemudian diamati bentuk, warna, bau, dan sifat higroskopis dari sampel tersebut. Sifat kelarutan dilakukan dengan cara sampel dimasukkan ke dalam gelas beaker dan dilarutkan dengan akuades dingin, akuades panas, HCl encer, HCl pekat, HNO3 encer, HNO3 pekat pada gelas beaker yang berbeda. Kemudian diamati perubahan yang terjadi. Selanjutnya uji pH dilakukan dengan cara sampel dilarutkan dengan akuades. Kemudian dicek pH larutan tersebut menggunakan kertas lakmus.

b. Pemeriksaan Penggolongan dan Penetapan

Sampel dimasukkan ke dalam gelas beaker kemudian ditambahkan HCl dan diaduk menggunakan pengaduk kaca kemudian endapan yang terbentuk dicuci dengan HCl di atas kertas saring satu kali dan dicuci dengan akuades 2-3 kali. Lalu endapan dipindahkan ke dalam gelas beaker dengan 10 mL akuades. Larutan dipanaskan hingga mendidih dan disaring ketika masih panas. Kemudian endapan dan filtrat dipisahkan.

Filtrat yang dihasilkan diasumsikan mengandung PbCl2. Sehingga filtrat tersebut didiamkan dalam es hingga terbentuk kristal jarum PbCl2. Selanjutnya untuk memeriksa adanya ion Pb3+ dilakukan dengan cara 3 tetes filtrat dimasukkan ke dalam tabung reaksi dan ditambahkan H2SO4 encer hingga muncul endapan putih yang larut dalam natrium asetat. Kemudian sedikit larutan ditambahkan K2CrO4 hingga muncul endapan kuning PbCrO4. Terakhir, 1 tetes larutan dimasukkan ke dalam tabung reaksi dan ditambahkan 1 tetes larutan KI hingga muncul endapan kuning. Larutan dipanasi hingga larut dan didinginkan. Apabila ketiga uji tersebut positif maka terdapat Pb.

Apabila uji filtrat negatif, maka endapan diasumsikan mengandung Hg2Cl2 dan AgCl. PbCl2 dihilangkan dari endapan dengan cara dicuci endapan dengan akuades. Selanjutnya filtrat yang dihasilkan dimasukkan ke dalam tabung reaksi dan ditambahkan K2CrO4 hingga tidak terbentuk kuning. Endapan yang diperoleh ditambahkan 10 mL larutan NH3 dan dipanaskan sedikit. Selanjutnya endapan disaring. Filtrat yang diperoleh diasumsikan mengandung Ag+ sebagai Ag(NH3)2Cl. Lalu untuk memeriksa adanya ion Ag+ dilakukan dengan cara larutan diberi HNO3 encer hingga muncul endapan putih dan didiamkan menjadi abu-abu. Larutan ditetesi larutan KI hingga muncul endapan kuning muda. Apabila semua uji positif maka terdapat Ag.

E. Data Hasil Pengamatan

1. Identifikasi Kation

Kation

Perlakuan

Pengamatan

Pb2+

Ditambahkan HCl 1M lalu dipanaskan

Larutan tidak berwarna dan endapan warna putih

Ditambahkan larutan KI 0,1M

Endapan berwarna putih dan larutan warna kuning

Cu2+

Ditambahkan KOH

Endapan warna biru

Dipanaskan

Endapan warna hitam

Ditambahkan larutan KI

Endapan warna putih kebiruan dan larutan warna kuning kecoklatan

Cd2+

Ditambahkan larutan KI 0,1M

Tidak terbentuk endapan dan terbentuk dua lapisan

Ditambahkan KOH

Terbentuk endapan putih melayang

Dipanaskan

Tidak larut

Ditambahkan HCl

Endapan larut sedikit demi sedikit

Al3+

Ditambahkan KOH 0,5M

Endapan warna putih

Ditambahkan Na2CO3 0,5M

Endapan larut

Co2+

Ditambahkan larutan NaOH

Endapan warna biru

Dipanaskan

Terdapat gelembung dan endapan warna putih kebiruan

Ditambahkan KNO3 pekat

Endapan kuning kehijauan

Ca2+

Ditambahkan larutan (NH4)2CO3

Endapan warna putih

Ditambahkan H2SO4 pekat

Endapan warna putih dan terdapat gelembung gas

Ba2+

Ditambahkan larutan (NH4)2CO3

Endapan warna putih

Ditambahkan HCl

Larut dan muncul gelembung

Ditambahkan H2SO4

Endapan warna putih dan larutan warna putih

2. Analisis Kualitatif Kation

a. Reaksi Pendahuluan

1. Organoleptis

Bentuk : padatan kristal
Warna : putih
Bau : tidak berbau
pH larutan : asam

2. Sifat Kelarutan

Uji Kelarutan

Pengamatan

Akuades

Dingin: tidak larut

Panas: larut

HCl

Pekat: tidak larut

Encer: tidak larut

HNO3

Pekat: larut sebagian

Encer: larut

b. Reaksi penggolongan

Pereaksi

Pengamatan

Golongan

Dugaan Kation

HCl 1M

Endapan putih

I

Pb2+, Hg2+, Ag+

HCl 1M

Pencucian endapan

-

-

Akuades panas

Endapan putih

-

-

Pereaksi

Pengamatan

Golongan

Dugaan Kation

Filtrat diduga

Tidak terbentuk kristal

I

Hg2+, Ag+

H2SO4 encer

Tidak terbentuk endapan dan larutan tidak berwarna

I

Hg2+, Ag+

K2CrO4

Tidak terbentuk endapan dan larutan kuning

I

-

KI

Tidak terbentuk endapan dan larutan tidak berwarna

I

Hg2+, Ag+

Pereaksi

Pengamatan

Golongan

Dugaan Kation

Akuades panas

Endapan sedikit larut

-

-

K2CrO4

Endapan kuning

I

Hg2+, Ag+

NH4 1M

Endapan putih

I

Ag+

HNO3 encer

Endapan putih

I

Ag+

KI

Endapan kuning

I

Ag+

F. Pembahasan

Percobaan yang dilakukan berjudul “Identifikasi dan Analisis Kualitatif Kation”. Tujuan dari percobaan ini adalah mempelajari metode analisis kualitatif untuk identifikasi kation, mengetahui reaksi penetapan untuk kation Pb2+, Hg2+, Cu2+, Cd2+, Al3+, Co2+, Ca2+, dan Ba2+, mempelajari analisis kualitatif untuk kation golongan I, dan melakukan runutan secara sistematis sehingga dapat diketahui adanya kation dalam suatu sampel.

Prinsip kerja dari identifikasi kation adalah mereaksikan suatu senyawa dengan berbagai macam reagen dan memanaskan campuran untuk mengidentifikasi kation yang terdapat dalam senyawa tersebut. Prinsip kerja dari analisis kation adalah melakukan runutan analisis kualitatif untuk menganalisis kation yang ada dalam sampel.

Percobaan yang dilakukan dibagi menjadi dua, yaitu identifikasi kualitatif kation dan analisis kualitatif kation. Percobaan pertama yaitu identifikasi kualitatif kation. Kation yang diidentifikasi adalah Pb2+, Cu2+, Cd2+, Al3+, Co2+, Ca2+, dan Ba2+. Berikut ini adalah penjelasan identifikasi kualitatif kation berdasarkan hasil pengamatan:

1. Identifikasi timbal (Pb2+)

Larutan Pb(NO3)2 direaksikan dengan HCl 1M kemudian dipanaskan membentuk endapan putih. Persamaan reaksi yang terjadi sebagai berikut:

Pb(NO3)2(aq) + 2HCl(aq) PbCl2(s) + 2HNO3(aq)

Endapan putih yang terbentuk adalah PbCl2. Kation golongan I akan membentuk endapan putih bila direaksikan dengan HCl. Sementara fungsi dari pemanasan untuk membentuk endapan yang maksimal. Kemudian larutan Pb(NO3)2 direaksikan dengan larutan KI 0,1M membentuk endapan putih dan larutan berwarna kuning. Secara teori endapan yang dihasilkan berwarna kuning dengan persamaan reaksi sebagai berikut:

Pb(NO3)2(aq) + 2KI(aq) PbI2(s) + 2KNO3(aq)

Dimana secara teori endapan kuning yang terbentuk berasal dari produk PbI2.

2. Identifikasi timah (Cu2+)

Larutan CuSO4 ditambahkan KOH membentuk endapan biru. Reaksi yang terjadi sebagai berikut:

CuSO4(aq) + 2KOH(aq) Cu(OH)2(s) + K2SO4(aq)

Endapan biru yang dihasilkan berasal dari Cu(OH)2. Kemudian larutan dipanaskan membentuk endapan warna hitam. Reaksi yang terjadi sebagai berikut:

Cu(OH)2 CuO + H2O

Endapan hitam tersebut merupakan CuO oleh dehidrasi. Selanjutnya larutan CuSO4 ditambahkan larutan KI membentuk endapan putih kebiruan dan larutannya berwarna kuning kecoklatan. Reaksi yang terjadi sebagai berikut:

CuSO4(aq) + 2KI(aq) CuI2(s) + K2SO4(aq)

Kalium iodida mengendapkan tembaga (II) iodida yang putih tetapi larutannya berwarna kuning kecoklatan karena terbentuknya ion-ion iodida.

2Cu2+ + 5I- 2CuI + I3-

3. Identifikasi kadmium (Cd2+)

Larutan CdSO4 ditambahkan larutan KI 0,1M tidak terbentuk endapan dan terbentuk dua lapisan. Reaksi yang terjadi sebagai berikut:

CdSO4(aq) + 2KI(aq) CdI2(s) + K2SO4(aq)

Kemudian larutan CdSO4 ditambahkan KOH membentuk endapan putih. Jika larutan didihkan endapan tidak larut, tetapi dapat larut kembali dengan HCl encer. Reaksi yang terjadi sebagai berikut:

CdSO4(aq) + 2KOH(aq) Cd(OH)2(s) + K2SO4(aq)

Ion Cd2+ merupakan kation golongan II dimana secara teori tidak dapat membentuk endapan dengan HCl encer. Endapan putih yang dihasilkan merupakan Cd(OH)2.

4. Identifikasi aluminium (Al3+)

Larutan AlCl3 direaksikan dengan KOH 0,5M membentuk endapan putih. Reaksi yang terjadi sebagai berikut:

AlCl3(aq) + 3KOH(aq) Al(OH)3(s) + 3KCl(aq)

Endapan putih yang dihasilkan merupakan Al(OH)3 kemudian larutan ditambahkan Na2CO3 sedikit demi sedikit hingga endapan larut. Reaksi yang terjadi sebagai berikut:

2AlCl3(aq) + 3Na2CO3(aq) Al2CO3(s) + 6NaCl(aq)

Al3+ adalah kation golongan III sehingga tidak dapat bereaksi dengan HCl maka digunakan larutan KOH dan Na2CO3 untuk mengidentifikasi.

5. Identifikasi kobalt (Co2+)

Larutan CoCl2 direaksikan dengan NaOH terbentuk endapan biru. Reaksi yang terjadi sebagai berikut:

CoCl2(aq) + 2NaOH(aq) Co(OH)2(s) + 2NaCl(aq)

Endapan biru tersebut merupakan Co(OH)2. Selanjutnya ditambahkan KNO2 pekat membentuk endapan kuning. Reaksi yang terjadi sebagai berikut:

CoCl2(aq) + KNO2(aq) Co(NO2)2(s) + 2KCl(aq)

Endapan kuning yang terbentuk merupakan Co(NO2)2.

6. Identifikasi kalsium (Ca2+)

Larutan CaCl2 ditambahkan larutan (NH4)2CO3 membentuk endapan putih. Reaksi yang terjadi sebagai berikut:

CaCl2(aq) + (NH4)2CO3(aq) CaCO3(s) + 2(NH4)Cl(aq)

Endapan putih yang dihasilkan merupakan CaCO3. Ca2+ merupakan kation golongan III maka digunakan (NH4)2CO3 agar terbentuk endapan. Selanjutnya larutan CaCl2 ditambahkan H2SO4 pekat membentuk endapan putih. Reaksi yang terjadi sebagai berikut:

CaCl2(aq) + H2SO4(aq) CaSO4(s) + 2HCl(aq)

Endapan putih yang dihasilkan merupakan CaSO4.

7. Identifikasi barium (Ba2+)

Larutan Ba(NO3)2 ditambahkan larutan (NH4)2CO3 membentuk endapan putih. Bila direaksikan dengan HCl maka endapan akan larut. Reaksi yang terjadi sebagai berikut:

Ba(NO3)2(aq) + (NH4)2CO3(aq) BaCO3(s) + 2NH4(NO3)(aq)

Endapan putih yang terbentuk merupakan BaCO3. Ca2+ merupakan kation golongan III maka digunakan (NH4)2CO3 agar terbentuk endapan. Selanjutnya larutan CaCl2 ditambahkan H2SO4 pekat membentuk endapan putih. Reaksi yang terjadi sebagai berikut:

Ba(NO3)2(aq) + H2SO4(aq) BaSO4(s) + 2HNO3(aq)

Endapan putih yang dihasilkan merupakan BaSO4.

Percobaan kedua yaitu analisis kualitatif kation. Tahap pertama yaitu pemeriksaan pendahuluan, pemeriksaan penggolongan dan penetapan. Berdasarkan pemeriksaan organoleptis, sifat kelarutan, dan pH. Berdasarkan pengamatan dapat dilihat bentuknya padatan kristal berwarna putih, tidak berbau, dan tidak higroskopis. Selanjutnya, sifat kelarutan dilakukan dengan sampel dilarutkan dengan air panas, air dingin, HCl pekat, HCl encer, HNO3 pekat, dan HNO3 encer. HCl pekat kurang larut atau tidak larut. pH sampel bersifat asam karena kertas lakmus merah tetap merah.

Selanjutnya yaitu pemeriksaan penggolongan dan penetapan. Sampel direaksikan dengan HCl 1M, penambahan HCl bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya endapan pada larutan. Dalam pengamatan sampel kurang larut dalam larutan HCl, sehingga dapat dinyatakan mungkin sampel adalah golongan I yang mengandung PbCl2, HgCl2, dan AgCl2. Kemudian endapan dicuci dengan HCl dan akuades untuk menghilangkan pengotor-pengotor yang ada di dalam endapan. Larutan dipanaskan untuk menghilangkan pengotornya juga. Untuk mengetahui adanya kation yang terbentuk. Saat larutan panas dipisahkan antara endapan dan filtrat.

Filtrat yang mengandung Pb atau kation lain kemudian didiamkan dalam es dan membentuk kristal jarum, sehingga filtrat tersebut mungkin mengandung PbCl2. Berdasarkan pengamatan, tidak terdapat kristal berbentuk jarum pada filtrat tersebut. Namun hal tersebut belum dapat dipastikan. Pengujian dilakukan lagi dengan pengecekan filtrat. Filtrat ditambahkan larutan H2SO4 encer, tidak ada endapan putih. Kemudian dicek kembali dengan larutan K2CrO4 yang nantinya akan terbentuk endapan kuning yang menyatakan sampel mengandung Pb. Namun saat percobaan tidak membentuk endapan kuning. Kemudian dicek kembali, filtrat ditambahkan dengan larutan KI akan menghasilkan endapan kuning.  Ini berarti dinyatakan bahwa sampel tidak mengandung Pb. Hal ini dikarenakan saat pengujian, ketiga uji dihasilkan negatif maka Pb tidak ada.

Kemudian pengujian dilakukan dengan menggunakan endapan yang mungkin mengandung HgCl2 dan AgCl2. Pertama-tama, menghilangkan PbCl2 dari endapan dengan cara mencuci endapan dengan akuades panas. Filtrat dari endapan yang telah dicuci dengan akuades, ditambahkan K2CrO4 sedikit demi sedikit sampai tidak terbentuk endapan kuning. Kemudian endapan dimasukkan ke dalam gelas beaker dengan bantuan larutan NH3 yang kemudian dipanasi sedikit. Larutan kemudian disaring, dipisahkan filtrat dan endapannya. Endapan yang terbentuk dibuang. Kemudian filtrat diuji yang mungkin mengandung Ag+ sebagai Ag(NH3)Cl. Pengujian pertama adalah filtrat yang ditambahkan dengan HNO3 encer yang akan menghasilkan endapan putih. Kemudian diuji kembali dengan penambahan KI menghasilkan endapan kuning muda. Dalam percobaan dengan menambahkan KI, larutan menghasilkan endapan kuning muda yang sukar larut dalam HNO3 encer. Dari semua pengujian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa sampel mengandung Ag+.

G. Kesimpulan

Berdasarkan percobaan Identifikasi dan Analis Kualitatif Kation, dapat disimpulkan bahwa:

1. Analisis kualitatif merupakan suatu proses dimana suatu analisis kimia digunakan untuk mengetahui atau mendeteksi suatu zat kimia yang terkandung dalam sebuah komponen yang tidak diketahui serta digunakan untuk mempelajari kimia dan unsur-unsurnya untuk mengidentifikasi sebuah zat.

2. Dapat diketahui reaksi penetapan kation untuk beberapa ion dengan reaksi:

a. Identifikasi Pb2+
Pb(NO3)2(aq) + 2HCl(aq) PbCl2(s) + 2HNO3(aq)
Pb(NO3)2(aq) + 2KI(aq) PbI2(s) + 2KNO3(aq)

b. Identifikasi Cu2+
CuSO4(aq) + 2KOH(aq) Cu(OH)2(s) + K2SO4(aq)
CuSO4(aq) + 2KI(aq) CuI2(s) + K2SO4(aq)

c. Identifikasi Cd2+
CdSO4(aq) + 2KOH(aq) Cd(OH)2(s) + K2SO4(aq)
CdSO4(aq) + 2KI(aq) CdI2(s) + K2SO4(aq)

d. Identifikasi Al3+

AlCl3(aq) + 3KOH(aq) Al(OH)3(s) + 3KCl(aq)
2AlCl3(aq) + 3Na2CO3(aq) Al2CO3(s) + 6NaCl(aq)

e. Identifikasi Co2+
CoCl2(aq) + 2NaOH(aq) Co(OH)2(s) + 2NaCl(aq)
CoCl2(aq) + KNO2(aq)
Co(NO2)2(s) + 2KCl(aq)

f. Identifikasi Ca2+
CaCl2(aq) + (NH4)2CO3(aq) CaCO3(s) + 2(NH4)Cl(aq)
CaCl2(aq) + H2SO4(aq) CaSO4(s) + 2HCl(aq)

g. Identifikasi Ba2+
Ba(NO3)2(aq) + (NH4)2CO3(aq) BaCO3(s) + 2NH4(NO3)(aq)
Ba(NO3)2(aq) + H2SO4(aq) BaSO4(s) + 2HNO3(aq)

3. Analisis kualitatif kation golongan I, penambahan suatu pereaksi yang khas untuk masing-masing golongan menyebabkan kationnya mengendap, namun tidak larut dalam air. Kation golongan I membentuk endapan dengan HCl encer.

4. Runutan secara sistematis sehingga dapat dengan mudah dikatakan adanya kation dalam sampel. Berdasarkan data pengamatan kation yang terdapat dalam sampel yaitu Ag+.

H. Daftar Pustaka

  • Day dan Underwood. 2002. Kimia Analisis Kualitatif. Jakarta: Erlangga.
  • Sahirman. 2013. Analisis Kimia Dasar. Jakarta: Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.
  • Svehla, G. 1985. Buku Ajar Vogel: Buku Teks Semimakro Bagian I. Jakarta: PT. Kalman Media Pustaka.

Posting Komentar untuk "Laporan Praktikum Identifikasi dan Analisis Kualitatif Kation"