8 Metode Pengolahan Limbah
Seringkali limbah mengandung bahan pencemar yang beracun dan berbahaya. Apabila tidak dilakukan pengolahan terlebih dahulu sebelum dibuang, maka akan memicu terjadinya pencemaran dan membahayakan lingkungan. Untuk itulah limbah dilakukan pengolahan terlebih dahulu sebelum dibuang.
Pengolahan limbah umumnya dilakukan sesuai dengan jenis limbah dan volumenya. Terdapat berbagai macam metode-metode yang dapat digunakan dalam pengolahan limbah. Berikut ini adalah 8 metode pengolahan limbah.
1. Adsorbsi
Adsorpsi adalah proses melekatnya molekul atau ion
pada permukaan zat padat yang sering disebut dengan adsorben, sedangkan molekul lain yang terserap pada adsorben disebut
adsorbat. Prinsip kerja metode adsorpsi didasarkan pada interaksi logam dengan
gugus fungsional yang terdapat pada adsorben melalui interaksi pembentukan
kompleks. Terdapat dua jenis mekanisme adsorpsi, yaitu adsorpsi fisik dan
adsorpsi kimia. Pada adsorpsi fisik, adsorben akan mengikat adsorbat melalui
gaya van der waals, sedangkan pada adsorpsi kimia partikel melekat pada permukaan
dengan membentuk ikatan kimia. Proses adsorpsi dapat dikombinasikan dengan proses
desorpsi sehingga senyawa tertentu pada limbah yang terbuang dapat dipakai
lagi. Metode adsorpsi umumnya digunakan untuk menangani limbah-limbah cair berbahaya
yang mengandung logam berat atau limbah zat warna seperti yang terdapat pada
limbah penyamakan kulit dan limbah industri batik.
2. Pertukaran ion
Pertukaran ion adalah salah satu metode pemisahan
yang digunakan untuk menghilangkan ion-ion yang tidak diinginkan yang terdapat
dalam suatu bahan/campuran. Prinsip kerja dari metode ini adalah dengan
menggunakan resin penukar ion dimana resin memiliki gugus fungsional yang dapat
bertukar dengan ion-ion target. Prosesnya yaitu limbah dalam bentuk cair
dilewatkan pada sistem yang berisi resin dimana dalam limbah terdapat pencemar
berupa ion-ion yang berinteraksi dengan resin sehingga pencemar tersebut akan
berikatan dengan resin dan tertahan dalam sistem. Setelah proses penukaran ion
berlangsung, resin akan mengalami kejenuhan sehingga diperlukan proses
regenerasi terhadap resin. Regenerasi resin biasanya menggunakan garam (NaCl). Resin
penukar ion terdiri dari 2 jenis, yaitu resin penukar kation dan resin penukar
anion. Metode pertukaran ion ini dapat digunakan untuk menangani limbah cair
seperti yang terdapat pada industri migas dan limbah radioaktif.
3. Koagulasi - flokulasi
Koagulasi adalah proses destabilisasi partikel
koloid yang dilakukan dengan cara penambahan senyawa kimia yang disebut koagulan. Prinsip
kerja metode ini yaitu penambahan koagulan agar terjadi proses destabilisai
sehingga partikel-partikel koloid bersatu dan menjadi besar sehingga mudah
dipisahkan dari air. Koloid mempunyai ukuran tertentu sehingga gaya tarik
menarik antara partikel lebih kecil daripada gaya tolak menolak akibat muatan
listrik. Kondisi ini stabil sehingga penggumpalan partikel tidak terjadi dan
menyebabkan partikel berada sebagai suspensi. Untuk memaksimalkan proses
koagulasi maka perlu dilakukan proses flokulasi agar mempercepat proses
penggabungan mikroflok. Flokulasi sendiri didefinisikan sebagai proses pertumbuhan
flok dimana partikel koloid terdestabilkan bergabung membentuk flok dengan cara
pengadukan lambat. Sebelum dilakukan proses koagulasi biasanya dilakukan jar tes
terlebih dahulu untuk menentukan dosis koagulan. Metode ini dapat menghilangkan
beberapa jenis organisme dalam air dan efektif untuk menghilangkan kekeruhan. Metode
ini dapat digunakan untuk pengolahan pengolahan air bersih dan pengolahan air
limbah seperti pengolahan limbah cair detergen.
4. Elektrokoagulasi
Elektrokoagulasi atau elektroflokulasi
merupakan metode pengolahan limbah dengan proses elektrokimia. Berbeda dengan
metode koagulasi-flokulasi konvensional yang menambahkan koagulan/flokulan
untuk destabilisasi partikel koloid, Prinsip kerja dari metode ini yaitu
mengalirkan listrik ke dalam air limbah, sehingga arus menyebabkan
ketidakstabilan partikeltersuspensi dalam air limbah. Ketika partikel-partikel
tersebut tidak stabil, terjadi gaya tarik-menarik antara ion yang muatannya
berlawanan membentuk partikel yang lebih besar sehingga mudah mengendap. Metode
ini dapat digunakan untuk menangani limbah cair seperti pada limbah cair
industri tapioka.
5. Presipitasi
Presipitasi atau pengendapan adalah salah satu metode
pemisahan yang dilakukan dengan menambahkan sejumlah zat kimia tertetu untuk
untuk mengubah senyawa yang mudah larut ke bentuk padatan yang tak larut/endapan,
sehingga dapat dipisahkan dengan cara pengendapan atau sedimentasi. Prinsip kerja
metode ini yaitu pvnurunan ion logam terlarut melalui penambahan precipitating
agent sehingga terbentuk endapan. Metode ini dapat digunakan untuk mengolah
limbah cair encer yang mengandung bahan berbahaya untuk diubah menjadi bentuk
tak larut seperti pada limbah cair detergen.
6. Solidifikasi
Solidifikasi adalah salah satu proses pemadatan
suatu bahan bahan yang mengandung bahan berbahaya dengan penambahan aditif.
Solidifikasi merupakan metode umum yang digunakan untuk melakukan stabilisasi.
Prinsip kerja dari metode ini adalah pengubhan sifat fisik dan kimia limbah berbahaya
dengan senyawa pengikat sehingga pergerakan svnyawa b3 dapat dihambat atau terbatasi
sehingga menjadi lebih stabil. Metode ini digunakan untuk menangani limbah b3
cair seperti yang trdapat pada tailin tambang emas.
7. Biosand Filter
Biosand filter merupakan filtrasi
dengan konsep saringan pasir lambat yang khusus didesain untuk skala rumah
tangga. Biosand filter sendiri merupakan pengembangan dari slow sand filter
yang prosesnya sama dengan saringan pasir lambat dengan cara melewati pasir
dalam filter. Prinsip kerja dari biosand filter adalah limbah cair dilewatkan
pada filter yang terdapat media pasir halus, pasir kasar, dan kerikil.
Kelebihan dari biosand filter adalah adanya penumbuhan biofilm dipermukaan
media paling atas yang mampu mendegradasi rasa, bau dan warna. Biosand filter
umumnya menggunakan media pasir halus, pasir kasar, kerikil dan penambahan
mikroorganisme untuk mendegradasi kandungan organik, dan penambahan karbon
aktif sebagai adsorben. Metode ini dapat digunakan untuk menangani limbah cair
yang mengandung senyawa yang tidak ramah lingkungan seperti fosfat dan
surfaktan yang terdapat pada limbah industri laundry.
8. Membran Ultrafiltrasi
Membran merupakan lapisan tipis
semipermeabel yang berfungsi sebagai alat pemisah berdasarkan sifat fisiknya.
Teknologi membran dapat digunakan dalam penyisihan zat-zat organik dalam limbah
cair. Membran ultrafiltrasi dapat menahan suspensi koloid dan partikel
(bakteri). Prinsip dasar pemisahan dengan teknologi membran ultrafiltrasi adalah
pemisahan berdasarkan ukuran partikel. Metode ini dapat digunakan untuk
menangani limbah cair yang mengandung senyawa organik tinggi seperti limbah
industri karet.
Posting Komentar untuk "8 Metode Pengolahan Limbah"