Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Mengenal Ragam Jenis Protista Mirip Jamur (Jamur Protista)

Glosaria.com - Protista mirip jamur adalah organisme Protista yang memiliki ciri-ciri seperti jamur. Protista mirip jamur atau jamur Protista bersifat eukariotik, tidak memiliki klorofil, menghasilkan spora, dan heterotrof. Protista mirip jamur memiliki tiga filum, yakni jamur lendir plasmodial (Myxomycota), jamur lendir seluler (Acrasiomycota), dan jamur air (Oomycota).

Jamur Lendir Plasmodial (Myxomycota)

Jamur lendir plasmodial (plasmodial slime mold) tidak bersekat bersifat heterotrof fagosit dan memiliki tahapan makan berbentuk massa ameboid dalam siklus hidupnya. Massa ameboid (plasmodium) merupakan massa tunggal sitoplasma yang tidak terbagi oleh membran sehingga mengandung banyak nukleus dan dapat tumbuh hingga diameter beberapa sentimeter.

Nukleus pada plasmodium umumnya bersifat diploid (2n) dan dapat membelah dengan cara mitosis secara bersamaan. Plasmodium berwarna kuning atau oranye dengan bentuk seperti jaringan untuk memperluas permukaan tubuh sehingga dapat memperoleh makanan dan oksigen lebih banyak.

Pada fase plasmodium, Myxomycota memperoleh makanannya dengan cara menjulurkan pseudopodianya ke arah makanan, kemudian makanan tersebut ditelan. Makanan berupa sisa-sisa daun atau kayu yang membusuk, bakteri, atau jamur uniseluler yang terdapat di tanah lembap dan di hutan basah. Plasmodium jamur lendir berhenti tumbuh dan mengalami diferensiasi untuk memasuki tahap reproduksi seksual, ketika habitat mulai mengering dan tidak tersedianya makanan.

Jamur lendir plasmodial bereproduksi secara aseksual dengan membentuk sporangium dan bereproduksi secara seksual dengan singami antara sesama sel ameboid atau antara sesama sel berflagela. Terdapat sekitar 500 spesies jamur lendir plasmodial, antara lain Fuligo septica, Didymium sp., dan Physarum sp.

Siklus Hidup Jamur Lendir Plasmodial

Jamur lendir plasmodial memiliki 7 tahap dalam siklus hidupnya. Berikut ini adalah siklus hidup jamur lendir plasmodial:

  1. Plasmodium tumbuh dewasa dan membentuk jaringan agar mendapatkan makanan dan oksigen lebih banyak.
  2. Pada saat kondisi lingkungan kekeringan, plasmodium dewasa membentuk sporangium bertangkai. Plasmodium dewasa memiliki kromosom diploid (2n).
  3. Terjadi pembelahan secara meiosis di dalam sporangium dan menghasilkan spora yang haploid (n). Spora ini tahan terhadap kekeringan.
  4. Spora akan berkecambah membentuk sel aktif yang haploid (n) ketika kondisi lingkungan membaik.
  5. Sel-sel aktif tersebut dapat berubah menjadi sel amoeboid ataupun sel berflagela.
  6. Sel-sel yang memiliki bentuk yang sama akan mengalami singami. Singami menghasilkan zigot yang berkromosom diploid (2n).
  7. Nukleus zigot yang diploid (2n) membelah secara mitosis tanpa disertai pembelahan sitoplasma membentuk plasmodium pemakan yang diploid (2n).

Jamur Lendir Seluler (Acrasiomycota)

Jamur lendir bersekat (cellular slime mold) memiliki tahapan makan berupa sel-sel yang hidup soliter, tetapi setelah makanannya habis, sel-sel tersebut membentuk agregat (koloni) dalam suatu unit. Sekitar 125.000 sel yang tersusun dalam satu agregat dapat berpindah tempat untuk sementara waktu. Pada fase makan, sel ameboid soliter bergerak dengan pseudopodia dan memakan bakteri. Jamur lendir ini berkromosom haploid (n) dan yang memiliki kromosom diploid (2n) hanya zigot.

Acrasiomycota bereproduksi secara aseksual dengan membentuk buah, dan bereproduksi secara seksual dengan singami sel ameboid. Tubuh buah berisi spora dan memiliki batang penyokong. Stalk pada Acytostelium sp. mengandung selulosa. Terdapat sekitar 65 spesies jamur lendir seluler, antara lain Acytostelium sp., Coenonia sp., Dictyostelium discoideum, dan Polysphondylium sp.

Siklus Hidup Jamur Lendir Seluler

Siklus hidup jamur lendir seluler sebagai berikut:

  1. Sel-sel ameboid berkromosom haploid (n) membentuk agregat ketika tidak adanya persediaan makanan.
  2. Agregat berbentuk seperti peluru dan dapat berpindah tempat.
  3. Agregat menetap di suatu tempat untuk membentuk tubuh buah (fruiting body).
  4. Beberapa sel mengering membentuk batang penyokong (stalk). Kemudian, sel-sel yang lain menjadi kumpulan spora yang haploid(n) dengan cara bergerak merayap ke atas sel yang mengering. Stalk dengan kumpulan spora tersebut merupakan tubuh buah.
  5. Spora bersifat resisten terhadap kondisi lingkungan buruk seperti kekeringan.
  6. Spora akan tumbuh menjadi sel ameboid yang haploid (n) apabila jatuh di tempat yang menguntungkan.
  7. Sel ameboid berada dalam tahap makan, hidup soliter, dan bergerak dengan pseudopodia.
  8. Jika makanan sudah tidak tersedia, maka sel-sel ameboid mengeluarkan senyawa kimiawi yang dapat merangsang sel ameboid lain untuk bergerak ke arah pusat agregat untuk membentuk suatu unit.
  9. Pada kondisi tertentu, sel ameboid dapat melakukan singami sehingga terbentuk zigot yang diploid (2n).
  10. Zigot yang diploid (2n) akan memakan sel ameboid lain dan tumbuh menjadi sel reaksasa yang dilindungi dinding sel yang resisten. Sel raksasa kemudian mengalami pembelahan secara meiosis dan beberapa kali mitosis sehingga menghasilkan sel-sel ameboid yang haploid (n) di dalamnya.
  11. Jika dinding sel raksasa pecah, maka sel ameboid baru yang haploid (n) akan keluar menjadi sel pemakan. Bila lingkungan tidak tersedia makanan, sel-sel ameboid hasil reproduksi seksual dapat membentuk agregat.

Jamur Air (Oomycota)

Oomycota (fungi telur) merupakan jamur uniseluler atau multiseluler yang memiliki dinding sel dari selulosa. Oomycote disebut juga sebagai jamur karat putih atau jamur berbulu halus. Oomycota yang multiseluler berbentuk hifa halus bercabang, tidak bersekat, dan memiliki banyak inti. Oomycota bereproduksi secara aseksual dengan pembentukan zoospora berflagela dua dan secara seksual dengan pembuahan sel telur oleh inti sperma yang menghasilkan zigot resisten (oospora).

Oomycote hidup secara heterotrof dengan cara menguraikan organisme lain yang sudah mati (saproba). Sebagian besar Oomycotaa merupakan pengurai organisme air tawar yang sudah mati, misalnya ikan dan ganggang, sedangkan yang hidup parasit umumnya tumbuh di tubuh ikan, misalnya di bagian insang, sisik, atau jaringan yang terluka. Beberapa jenis Oomycota ada yang hidup di tanah basah atau parasit pada tumbuhan.

Terdapat sekitar 500 spesies Oomycota, antara lain sebagai berikut:

  • Saprolegnia sp., parasit pada ikan dan serangga, dapat hidup di air tawar dengan suhu sekitar 3-33oC. Terdapat beberapa spesies, seperti Saprolegnia australis dan Saprolegnia ferax.
  • Phytophthora sp., di antaranya Phytophthora infestans (penyebab penyakit late blight, menyerang tanaman budidaya), Phytophthora palmivora (parasit pada kelapa), Phytophthora sojae (parasit pada kedelai), dan Phytophthora nicotine (parasit pada tembakau).
  • Plasmopara viticola, parasit pada tanaman anggur.
  • Pythium sp., menyebabkan penyakit rebah semai pada tanaman karena menyerang bagian pangkal batang bibit tanaman.

Posting Komentar untuk "Mengenal Ragam Jenis Protista Mirip Jamur (Jamur Protista)"