Pestisida: Pengertian, Jenis, Fungsi dan Contohnya
Pengertian Pestisida
Pestisida adalah semua zat, bahan atau senyawa kimia beracun yang digunakan untuk membunuh atau membasmi hama pengganggu tanaman. Menurut asal katanya, istilah pestisida berasal dari kata pesticide. Kata "pest" berarti organisme penganggu tanaman (hama) dan "cida/cide" yang berarti pembunuh.
Pestisida adalah suatu bahan atau substansi yang digunakan untuk membasmi, membunuh, mengendalikan, mencegah, menolak atau mengurangi organisme pengganggu tanaman.
Pengertian Pestisida Menurut Para Ahli
Berikut ini beberapa pengertian dan definisi pestisida menurut beberapa sumber lembaga dan para ahli pertanian:
1. FAO
Menurut FAO 1986 pestisida adalah campuran bahan kimia yang digunakan untuk mencegah, membasmi dan mengendalikan hewan/tumbuhan pengganggu seperti binatang pengerat, termasuk serangga penyebar penyakit, dengan tujuan kesejahteraan manusia. Penggunaan pestisida dapat dilakukan dengan cara disemprotkan, ditabur dan lain-lain.
2. PP NO. 7 Tahun 1973
PP RI No. 6, 1995 mendefinisikan pestisida sebagai zat atau senyawa kimia, zat pengatur tubuh dan perangsang tumbuh, bahan lain, serta mikroorganisme atau virus yang digunakan untuk perlindungan.
3. USEPA
Menurut USEPA, pestisida adalah zat atau campuran zat yang digunakan untuk mencegah, memusnahkan, menolak atau memusuhi hama dalam bentuk hewan, tanaman dan mikroorganisme pengganggu.
4. KBBI
Sedangkan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, pestisida memiliki arti:
- Istilah di bidang kimia yang berarti zat yang beracun yang digunakan untuk membunuh hama.
- Racun pembasmi hama.
- Racun hama.
Sejarah Penggunaan Pestisida
Pestisida berperan dalam perlindungan tanaman dan pengendalian penyakit sebagai upaya menjaga produktivitas khususnya pada tanaman pangan. Dalam sejarahnya pestisida sudah digunakan sejak lama di dunia dalam bidang pertanian.
Di Indonesia sendiri penggunaan pestisida di bidang pertanian meningkat sejak pemerintah mencanangkan program intensifikasi pertanian pada tahun 1970-an. Bermula pada masa itu hingga saat ini bisa dikatakan sebagian besar petani sudah tergantung pada pestisida untuk melindungi atau menyelamatkan tanamannya dari hama.
Fungsi Pestisida
Petani dalam bertani sering kali berurusan dengan hama-hama yang mengganggu tanaman. Selain mengganggu tanaman, hama pertanian juga dapat menurunkan hasil panen, bahkan yang terburuk dapat menyebabkaan kegagalan panen. Untuk mengatasi permasalahan hama ini, biasanya digunakan suatu racun yang sering disebut dengan pestisida.
Tujuan utama dari penggunaan pestisida pada pertanian adalah untuk menjaga hasil panen dan untuk meningkatkan produksi hasil pertanian. Menjaga hasil panen bertujuan untuk menjamin pemenuhan kebutuhan pangan manusia.
Pada dasarnya, pestisida digunakan untuk membunuh hama, baik itu hama binatang serangga, hewan pengerat, gulma dan tumbuhan pengganggu tanaman maupun virus dan jamur penyebab penyakit tanaman. Berikut ini merupakan contoh fungsi dan kegunaan dari pestisida:
- Membunuh hama tanaman seperti serangga dan tikus
- Membasmi gulma pengganggu tanaman
- Mencegah penyakit tanaman dari virus, jamur dan bakteri
Jenis-jenis Pestisida
Klasifikasi atau penggolongan pestisida dapat dibagi menjadi 4 macam, yaitu berdasarkan organisme target sasaran, cara pembuatan pestisida, struktur kimia senyawa penyusunnya dan cara kerjanya dalam membasmi hama. Banyaknya penggolongan ini disebabkan karena terdapat beragam jenis hama sehingga diperlukan jenis racun spesifik untuk mengatasi hama tertentu.
Penggolongan jenis-jenis pestisida yang paling umum adalah berdasarkan organisme targetnya. Pestisida jenis ini antara lain terdiri dari herbisida, fungisida, insektisida, rodentisida, akarisida, moluskisida, nematisida, dan sebagainya.
Jenis Pestisida Berdasarkan Organisme Target Sasaran (OPT)
Berikut ini adalah contoh jenis-jenis pestisida menurut organisme target sasaran atau organisme pengganggu tananaman (hama):
Insektisida
Insektisida adalah pestisida yang digunakan untuk membunuh hama yang berupa serangga pengganggu tanaman (insect) seperti belalang, kaper, ulat grayak, wereng, dan kaper.
Herbisida
- Akarisida, adalah racun pembunuh tungau atau kutu kecil.
- Fungisida, adalah zat kimia yang dapat membunuh atau menghambat jamur atau cendawan.
- Nematosida, adalah racun pembunuh nematoda, pembasmi cacaing nematoda.
Rodentisida
- Moluskisida,adalah membunuh bekicot
- Ovisida, adalah racun untuk membunuh telur
- Alqisida, adalah racun pembunuh gangang.
- Avisida, merupakan pembunuh/menolak burung, aves.
- Bakterisida, adalah senyawa kimia yang mampu membunuh atau menghancurkan bakteri, pembasmi bakteri.
- Larvasida, yaitu pembunuh larva
- Mitisida, artinya pengendali tungau.
- Predikulisida, merupakan racun kutu/caplak.
- Piscisida, adalah racun pembunuh ikan.
- Silvisida, adalah bahan kimia pembunuh pohon.
- Termitisida, adalah pestisida pembasmi rayap.
Herbisida adalah racun untuk mengatasi gulma, herbisida digunakan untuk membunuh rumput-rumput liar yang mengganggu tanaman utama seperti padi, jagung dan sebagainya.
Rodentisida adalah racun yang digunakan untuk mengatasi hewan pengerat, seperti tikus. Biasanya racun rodentisida ini digunakan dengan cara dicampur dengan umpan. Ketika hama memakan umpan, maka hama akan keracunan.
Seringkali orang salah mengartikan perbedaan antara pestisida dengan insektisida, herbisida dan sebagainya. Padahal pestisida adalah istilah untuk menyebutkan semua jenis racun pembunuh hama sedangkan insektisida adalah salah satu jenis dari pestisida.
Jenis Pestisida Berdasarkan Cara Pembuatan
Menurut asal atau cara pembuatannya, pestisida digolongkan menjadi dua jenis, yaitu pestisida nabati dan sintesis.
1. Pestisida Nabati
Pestisida nabati adalah pestisida yang memanfaatkan bahan-bahan alam secara langsung untuk mengusir atau membunuh hama sehingga disebut juga pestisida alami. Jenis pestisida nabati ini biasanya juga disebut pestisida alami yang terbuat dari daun-daun tanaman tertentu seperti daun tembakau dan juga buah mengkudu.
2. Pestisida Sintesis
Pestisida sintesis merupakan pestisida buatan yang sengaja dibuat atau diproduksi oleh pabrik, biasanya dikenal dalam merek-merek tertentu. Jenis ini sering juga disebut dengan pestisida kimia. Racun hama dari golongan inilah yang sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari.
Jenis Pestisida Berdasarkan Struktur Kimia
Berdasarkan struktur kimia senyawa penyusunnya, pestisida digolongkan menjadi 2 jenis, yaitu pestisida anorganik dan pestisida organik.
Jenis Pestisida Berdasarkan Cara Kerjanya
Berikut ini merupakan klasifikasi pestisid berdasarkan cara kerjanya dalam membunuh hama:
1. Cara kerja pestisida pada tumbuhan:
- Pestisida Sistemik
- Pestisida non-sistemik
- Pestisida sistemik lokal.
2. Cara kerja pestisida pada organisme target sasaran (OPT) :
- Pestisida racun lambung
- Pestisida racun kontak
- Pestisida racun pernafasan.
Penggunaan Pestisida
Terdapat beberapa cara aplikasi pestisida di lahan pertanian. Pengaplikasian racun hama tersebut bergantung dengan jenis produknya. Untuk tipe pestisida yang berbentuk cairan cara penggunaannya adalah dengan penyemprotan dengan cara dilarutkan dalam air terlebih dahulu sebelum disemprotkan. Selain dengan cara disemprotkan, aplikasi pestisida dapat juga dilakukan dengan cara lain. Berikut adalah beberapa cara aplikasi pestisida:
- Disemprot
- Ditabur
- Dioles
- Dicampurkan umpan (misal rodentisida/racun tikus)
Kelebihan dan Kekurangan Pestisida
Selain menguntungkan, penggunaan pestisida juga memberikan kerugian yang menjadi dampak negatif menyebabkan pencemaran lingkungan dan dampak negatif lainnya.
Kelebihan Pestisida
Berikut ini adalah beberapa keuntungan jika menggunakan pestisida untuk membasmi hama:
1. Pengaplikasian mudah
Pestisida dapat diaplikasikan di setiap waktu dan tempat, dapat disemprotkan, dicampur dengan pupuk, ditabur dan sebagainya.
2. Hasilnya cepat
Pengendalian hama menggunakan pestisida dapat dilihat hasil pengaplikasiannya dalam waktu yang singkat.
3. Efektivitas tinggi
Selama tidak ada resistensi, penggunaan pestisida sangat efektif untuk mengendalikan organisme pengganggu tanaman (opt) atau hama.
4. Mudah diperoleh
Produk-produk racun hama dapat diperoleh dengan mudah dipasaran, dapat dijumpai ditoko-toko pertanian kecil dengan berbagai macam jenis.
5. Biaya murah
Pestisida adalah solusi soal biaya yang membutuhkan banyak tenaga, misal ingin membasmi gulma secara manual, maka dibutuhkan banyak buruh tani/tenaga untuk membersihkan gulma di sawah atau ladang. Sedangkan jika menggunakan herbisida cukup disemprotkan atau ditabur bersama pupuk maka rumput gulma akan mati dengan sendirinya.
Kekurangan menggunakan pestisida
Adapun kekurangan dari penggunaan pestisida untuk membasmi hama antara lain:
1. Keracunan
Pestisida merupakan racun yang penggunaanya dapat saja meracuni orang yang menggunakan, satwa liar atau hewan-hewan non target.
2. Resistensi hama
Pestisida dapat menyebabkan terjadinya resistensi, resurjensi, dan ledakan hama sekunder.
3. Pencemaran lingkungan
Penggunaan racun hama dapat saja menimbulkan permasalahan lingkungan. Residu pestisida dapat berdampak negatif bagi konsumen, maupun terhadap kesehatan manusia.
4. Membunuh musuh alami hama
Pestisida dapat membunuh atau menyebabkan kematian musuh alami hama.
Dampak Negatif Limbah Pestisida
Limbah pestisida dilingkungan, terutama yang bersifat persisten atau tidak mudah terurai berpotensi mencemari lingkungan. Hal inilah yang menjadi salah satu alasan kenapa penggunaan pestisida sebaiknya tidak boleh dilakukan secara berlebihan. Pada lingkungan perairan maupun tanah, senyawa dari rachn hama dapat mengganggu organisme yang hidup ditanah ataupun air. Residu di produk pangan juga dapat terakumulasi ke manusia. Selain itu memungkinkan juga terjadinya biomagnifikasi.
Dampak negatif dari limbah pestisida pertanian yang perlu dikhawatirkan adalah potensinya dalam pencemaran lingkungan. Hal inilah yang menjadi salah satu alasan kenapa penggunaan pestisida sebaiknya tidak boleh secara berlebihan karena dapat merusak lingkungan.
Senyawa dari penyusun pestisida yangt memiliki daya racun yang tinggi, susah terurai dan mampu bertahan lama di lingkungan perlu dihindari penggunaanya. Racun-racun tersebut melalui proses bioakumulasi dan biomagnifikasi dapat mengancam kesehatan makhluk hidup termasuk lingkungan. Salah satu contoh senyawa kimia pestisida yang sangat mencemari tanah dan kini sudah dilarang penggunaannya adalah ddt.
Hal lain yang juga patut diwaspadai dari penggunaan pestisida adalah dapat menyebabkan terjadinya resistansi dan resurjensi hama. Resistansi adalah meningkatkan daya tahan atau kekebalan hama terhadap racun pestisida sehingga hama menjadi lebih sulit untuk dikendalikan atau dibasmi.
Contoh Pestisida
Berikut ini beberapa contoh produk-produk pestisida
Regent
Alika
Antracol
Abamektin
Abacel
Curacron
Confidor
Cabrio
Cronus
Cruiser
Columbus
Canon
Compidor
Decis
Dangke
Ddt
Demolish
Dursban
Endure
Explore
Envoy
Endrin
Eviset
Equation
Filia
Furadan
Fostin
Fenite
Folicur
Fujiwan
Fastac
Fipronil
Great
Gramoxone
Gordon
Galil
Glido
G14
Integrate
Iguana
Inari
Infinito
Joker
Lannate
Lugen
Ludo
Leili
Larvin
Limpo
Lasiyo
Marshal
Matador
Mipcinta
Metomil
Movento
Roundup
Rampage
Rizotin
Score
Tandem
Trisula
Virtako
Venop
Victory
Virus
Velum
Verimark
Wiper
Wetcit
Wendry
Xemco
Xanthomonas
X-Zo
Provide X
Sidatan Xr
Ziflo
Zpt
Zephyr
Zenus
Zole
Zenith
Zampro
Zink
Poksindo
Mexdone
Azodrin
Stadium 18 Ec
Samite 135 Ec
Abacel 18 Ec
Winder 100ec
Ares 100 Sl
Fastac 15 Ec