Laporan Praktikum Sintesis Asam Salisilat dari Minyak Gandapura dengan Metode Rekristalisasi
.jpg)
I. Abstrak
Praktikum ini bertujuan untuk mensintesis asam
salisilat dari minyak gandapura dengan metode rekristalisasi. Minyak gandapura
diekstraksi dari daun gondopuro (Limnophila aromatica) yang mengandung metil
salisilat. Metil salisilat kemudian direaksikan dengan NaOH untuk menghasilkan
natrium salisilat dan metanol. Natrium salisilat direaksikan dengan asam sulfat
pekat untuk menghasilkan asam salisilat dan natrium sulfat. Asam salisilat
dimurnikan dengan metode rekristalisasi menggunakan etanol.
II. Pendahuluan
Asam salisilat (C7H6O3) adalah senyawa organik
yang memiliki banyak manfaat, seperti analgesik, antipiretik, antiinflamasi,
dan antibakteri. Asam salisilat dapat digunakan untuk mengobati berbagai macam
penyakit, seperti sakit kepala, demam, nyeri sendi, dan jerawat. Asam salisilat
dapat disintesis dari berbagai sumber, salah satunya adalah minyak gandapura.
Minyak gandapura adalah minyak atsiri yang
diekstraksi dari daun gondopuro (Limnophila aromatica). Minyak gandapura
mengandung metil salisilat (C8H8O3), yang merupakan ester asam salisilat dan
metanol. Metil salisilat dapat dihidrolisis dengan NaOH untuk menghasilkan asam
salisilat dan metanol.
Sintesis asam salisilat dari minyak gandapura
dapat dilakukan dengan metode rekristalisasi. Rekristalisasi adalah metode
pemurnian padatan dengan melarutkannya dalam pelarut panas dan kemudian
mendinginkannya. Senyawa yang diinginkan akan mengkristal dan dapat dipisahkan
dari pengotor.
Minyak gandapura mengandung berbagai macam
senyawa, selain metil salisilat. Senyawa-senyawa ini dapat bertindak sebagai
pengotor dalam sintesis asam salisilat. Oleh karena itu, perlu dilakukan
pemurnian untuk mendapatkan asam salisilat yang murni.
III. Dasar Teori
1. Asam salisilat
Asam salisilat adalah turunan dari asam karboksilat. Suatu
asam karboksilat adalah senyawa organik yang mengandung sebuah gugus karbonil.
Asam salisilat dikenal dengan 2-hidroksi benzaid acid atau orthohidrobenzoid
acid yang memiliki struktur kimia C7H6O3.
Asam salisilat dapat diekstraksi dari pohon willow bark, daun wintergreen, spearmint,
dan sweet birch. Bentuk mikroskopik asam salisilat berupa bubuk
kristal putih dengan rasa manis, tidak berbau, dan stabil pada udara bebas.
Bubuk asam salisilat sukar larut dalam air dan lebih mudah larut dalam lemak.
Asam salisilat membentuk jarum tak berwarna dan memiliki titik leleh sebesar
155oC yang lebih larut dalam air panas dan mudah larut dalam alkohol
dan ester (Svehla, 1979).
2. Metil salisilat
Salah satu turunan dari asam salisilat adalah metil
salisilat. Metil salisilat meruapakan cairan kuning kemerahan dan tidak larut
dalam alkohol dan enter. Metil salisilat sering digunakan sebagai bahan
farmasi, penyedap rasa pada makanan, minuman, gula-gula, pasta gigi, anti
septik, kosmetik, dan parfum. Metil salisilat telah digunakan untuk pengobatan
sakit syaraf, sakit pinggang, radang selaput dada, rematik, dan sebagai obat
gosok atau balsem (Supardani, 2006).
Metil salisilat adalah cairan dengan bau khas yang
diperoleh dari akar tumbuhan akar wangi (Gautheria procumbens). Metil
salisilat dapat dibuat melalui reaksi esterifikasi antara
metanol dengan asam salisilat dengan bantuan katalis (Tirtasari, 2011).
3. Reaksi Saponifikasi
Saponifikasi meruoakan salah satu metode pemurnian secara
fisik. Saponifikasi dilakukan dengan menambahkan basa pada minyak yang akan
dimurnikan. Sabun yang terbentuk dari proses ini dapat dipisahkan dengan
sentrifugasi. Penambahan basa pada proses ini terjadi saponifikasi akan dengan
asam lemak bebas membentuk sabun yang mengendap dengan kotoran dan sebagian zat
warna. Pada proses ini terjadi pemisahan asam lemak bebas dari minyak atau
lemak dengan mereaksikan asam lemak bebas dengan basa atau pereaksi lainnya
sehingga membentuk sabun. Proses pembuatan sabun yang berlangsung dengan
mereaksikan asam lemak dengan alkali akan menghasilkan sintesis dan air serta
garam karbonil (sejenis sabun) (Zulkifli dan Estiasih, 2014).
4. Rekristalisasi
Rekristalisasi adalah metode pemurnian suatu
kristal dari pengotor-pengotornya. Campuran senyawa akan dimurnikan dengan
dilarutkan dalam pelarut yang bersesuai dengan temperatur yang dekat dengan
titik didihnya. Selanjutnya untuk memisahkan pengotor atau zat lain dari zat
yang diinginkan dilakukan penyaringan sampai terbentuk kristal (Cahyono,
1991).
5. Refluks
Refluks adalah ekstraksi dengan pelarut pada temperatur titik didihnya selama waktu tertentu dan jumlah pelarut terbatas yang relatif konstan dengan adanya pendingin balik. Prinsip kerja metode refluks yaitu penarikan komponen kimia yang dilakukan dengan cara sampel dimasukkan ke dalam labu alas bulat bersama-sama dengan cairan penyari lalu dipanaskan, uap-uap cairan penyari terkondensasi pada kondensasi bola menjadi molekul-molekul cairan penyari yang akan turun kembali menuju labu alas bulat, akan menyari kembali sampel yang berada pada labu alas bulat demikian seterusnya berlangsung secara berkesinambungan sampai penyari sempurna (Akhyar, 2010).
IV. Alat dan Bahan
Berikut ini adalah alat-alat yang digunakan pada
percobaan praktikum ini:
1.
Refluks
2. gelas beaker 50 mL
3. gelas beaker 250 mL
4. gelas beaker 500 mL
5. gelas ukur 25 mL
6. gelas ukur 50 mL
7. pengaduk kaca
8. sendok sungu
9. gelas arloji besar
10. pinset
11. corong gelas besar
12. toples
13. penyaring buchner
14. penangas+minyak
15. bunsen spirtus
16.
magnetic stirrer
17.
termometer
18. statif dan klem
19. tutup karet dan tutup karet berlubang
20.
kertas saring, dan
botol akuades.
Bahan yang digunakan pada percobaan ini adalah minyak gandapura, NaOH, asam sulfat, dan akuades.
V. Cara Kerja
Langkah pertama yang dilakukan adalah sebanyak 2,8690 gram minyak gandapura dimasukkan ke dalam labu leher tiga 250 mL yang telah dilengkapi dengan pendingin balik. Kemudian ditambahkan 25 mL NaOH 5M. campuran tersebut direfluks selama 30 menit lalu didinginkan sampai temperatur kamar. Setelah itu ditambahkan 35 mL asam sulfat 5M sambil diaduk menggunakan magnetic stirrer. Endapan yang terbentuk disaring menggunakan penyaring buchner dan dilanjutkan dengan rekristalisasi menggunakan pelarut akuades panas. Kristal yang terbentuk dikeringkan dan ditentukan rendemen serta titik leburnya.
Data Hasil Pengamatan
No. |
Cara
Kerja |
Pengamatan |
1. |
Minyak
gandapura dimasukkan ke dalam labu leher tiga |
Massa=
2,8690 gram |
2. |
Ditambahkan
25 mL NaOH 5M |
Terbentuk
endapan putih |
3. |
Campuran
direfluks 30 menit |
Larutan
menjadi homogen |
4. |
Larutan
didinginkan |
Temperatur
25oC |
5. |
Ditambahkan
35 mL asam sulfat 5M sambil diaduk |
Terbentuk
endapan putih |
6. |
Endapan
disaring |
Endapan
putih |
7. |
Larutan
direkristalisasi |
Kristal
putih mengendap |
8. |
Kristal
dikeringkan |
Massa
kristal= 0,0783 gram |
9. |
Rendemen |
3,0154% |
10. |
Titik
lebur |
159oC |
VI. Pembahasan
Percobaan yang dilakukan berjudul “Sintesis Asam
Salisilat”. Tujuan dari percobaan ini adalah mempelajari reaksi ester dalam
larutan basa melalui sintesis asam salisilat menggunakan minyak gandapura.
Prinsip kerja pada percobaan ini adalah rekristalisasi yang merupakan metode
pembentukan kristal kembali dari suatu larutan dari material yang ada. Prinsip
dasar pembuatan asam salisilat dengan menggunakan prinsip reaksi esterifikasi
yaitu dengan mereaksikan metil salisilat yang terdapat pada minyak gandapura dengan
menggunakan katalis basa yaitu NaOH.
Tahap pertama minyak gandapura dimasukkan ke
dalam labu leher tiga yang telah dilengkapi dengan pendingin balik. Kemudian
larutan ditambahkan dengan NaOH 5M. selanjutnya larutan direfluks selama 30
menit. Penambahan NaOH berfungsi sebagai pengubah metil salisilat dari minyak
gandapura menjadi suatu garam salisilat. Reaksi terjadi akibat adanya gugus
karbonil dan ion hidroksida yang terkandung dalam campuran yang akan bereaksi
dan membentuk suatu garam salisilat. Pada perlakuan ini dihasilkan endapan putih.
Reaksi yang terjadi disebut dengan reaksi penyabunan atau saponifikasi. Proses
refluks yang dilakukan bertujuan agar reaksi berlangsung cepat dan senyawa yang
direaksikan agar tidak menguap sehingga dapat kembali ke bentuk cairannya oleh
kondensor yang mendinginkan uap. Hal tersebut akan menjaga agar volume produk
yang diperoleh tidak berkurang. Proses refluks ini juga menjaga bentuk zat yang
terkandung agar tidak rusak. Refluks selama 30 menit menghasilkan larutan tidak
berwarna. Endapan putih yang dihasilkan saat awal pencampuran menjadi larut.
Kemudian larutan didinginkan pada suhu kamar.
Larutan yang sudah didinginkan lalu ditambahkan
larutan asam sulfat sambil diaduk perlahan. Penambahan H2SO4 ini
untuk memprotonasi garam salisilat menjadi asam salisilat. Endapan yang
terbentuk disaring lalu direkristalisasi dengan akuades panas. Hal ini
bertujuan untuk menghilangkan zat pengotor pada asam salisilat dan berfungsi
sebagai zat untuk menghidrolisis garam. Setelah itu dilakukan penyaringan dan
terdapat endapan berbentuk kristal putih dan lembut serta aroma yang tidak
menyengat. Kristal yang diperoleh kemudian disaring dan dikeringkan. Mekanisme
reaksi yang terjadi pada percobaan ini dapat kamu baca pada artikel berikut:
Mekanisme reaksi sintesis asam salisilat
Ion hidroksida bersifat sebagai basa yang akan menyerang atom. Hal ini mengakibatkan atom O bermuatan negatif karena atom O lebih elektronegatif daripada atom H. Ion hidroksida lainnya berperan sebagai nukleofil yang menyerang atom C karbonil. Ikatan rangkap pada gugus karbonil terputus dan dua pasang elektronnya diberikan pada atom O karena sifat keelektronegatifannya lebih besar dari atom C. atom C pada keadaan ini terhibridasi menjadi sp3 yang membuat keadaan molekul yang terikat pada atom C yang terikat pada gugus metoksi dalam keadaan tetrahedral. Selanjutnya satu pasang elektron O yang bermuatan negatif kembali membentuk rangkap untuk menstabilkan molekul. Untuk memperoleh kestabilan metoksi yang bersifat basa akan menyerang atom H pada gugus hidroksi yang membuat O bermuatan negatif. Atom O yang bermuatan negatif dan membentuk suatu garam salisilat. Garam salisilat kemudian ditambahkan suatu asam sehingga Na+ tidak stabil dan digantikan oleh H+ yang lebih stabil. Sehingga membentuk suatu asam salisilat dan beberapa produk samping.
Hasil yang diperoleh pada percobaan ini
dihasilkan massa asam salisilat sebanyak 0,0783 gram dan didapat rendemen
sebesar 3,0154%. Asam salisilat yang diperoleh selanjutnya diuji titik
lelehnya. Titik leleh asam salisilat pada percobaan diperoleh sebesar 159oC.
VI. Kesimpulan
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan dapat
disimpulkan bahwa asam salisilat dapat dibuat dengan mereaksikan metil
salisilat dengan NaOH dan juga penambahan asam. NaOH digunakan sebagai katalis
dalam reaksi. Asam salisilat yang dihasilkan sebanyak 0,0783 gram dengan
rendemen sebesar 3,0154% dengan titik lelehnya sebesar 159oC.
VII. Daftar Pustaka
- Akhyar.
(2010). Uji Daya Hambat dan Analisis KLT Bioautografi Ekstrak Akar
dan Buah Bakau (Rhizophora atylosa Griff.) terhadap Vibrio harveyi. Makassar:
Farmasi Universitas Hasanuddin.
- Cahyono.
(1991). Segi Praktisi daan Metode Pemisahan Senyawa Organik. Semarang:
Kimia Universitas Diponegoro.
- Supardani.
(2006). Perancangan Pabrik Asam Salisilat dari Phenol. Bandung:
Teknik Kimia ITB.
- Svehla.
(1979). Buku Ajar Vogel: Analisis Anorganik Kuantitatif Makro dan
Semimikro. Jakarta: PT. Kalman Media Pustaka.
- Tirtasari, D.
(2011). Perancangan Pabrik Metil Salisilat dari Metanol dan Asam
Salisilat. Surakarta: UNS.
- Zulkifli,
& Estiasih. (2014). Sabun dari Destilasi Asam Lemak Minyak
Sawit. Kajian Pustaka Jurnal, 2: 170-177.
Perhitungan Sintesis Asam Salisilat
- Mol metil salisilat
= massa : Mr
= 2,869 gram : 152 g/mol
= 0,0188 mol
- Mol NaOH
= M x V
= 5 M x 0,025 L
= 0,125 mol
|
C8H8O3 |
+ |
NaOH |
-> |
C₇H₆O₃ |
+ |
CH3OH |
+ |
NaSO4 |
M |
0,0188 |
|
0,125 |
|
- |
|
|
|
|
R |
0,0188 |
|
0,0188 |
|
0,0188 |
|
|
|
|
S |
- |
|
0,1062 |
|
0,0188 |
|
|
|
|
- Massa asam salisilat (teori)
= mol x Mr
= 0,0188 mol x 138,12 g/mol
= 2,5966 gram
- Rendemen
= (massa percobaan : massa teori) x 100%
= (0,0783 gram : 2,5966 gram) x 100%
= 3,0154%

Posting Komentar untuk "Laporan Praktikum Sintesis Asam Salisilat dari Minyak Gandapura dengan Metode Rekristalisasi"