Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

5 Komponen Abiotik Dalam Ekosistem


Komponen abiotik penyusun ekosistem adalah komponen tak hidup. Komponen abiotik penyusun ekosistem yang utama meliputi suhu, cahaya, air, angin, batu dan tanah.


Berikut merupakan 5 komponen abiotik penyusun ekosistem: 

1. Suhu

Sel dapat pecah jika air yang terdapat di dalamnya membuku pada suhu dibawah 0 derajat celsius dan protein pada sebagian besar makhluk hidup akan mengalami kerusakan atau denaturasi pada suhu diatas 45 derajat celsius. Kedua hal tersebut merupakan contoh bahwa suhu sangat berpengaruh pada kehidupan organisme. Perbedaan suhu berpengaruh pada proses fisiologi maupun anatomi makhluk hidup. 

Perubahan suhu pada bulan terpanas dan bulan terdingin di pulau-pulau tropika hanya sekitar 1 saja atau kurang dan pada khatulistiwa, di daerah daratan benua perubahan sekitar 5°C Semakin jauh dari khatulistiwa, keanekaragaman musim semakin meningkat. Perbedaan suhu berpengaruh pada proses fisiologi maupun anatomi makhluk hidup.

Suhu semakin berkurang mengikuti ketinggian pegunungan. Di daerah tropika, suhu menurun sekitar 0,4° C untuk setiap kenaikan 100 m sehingga suhu terendah ditemukan pada pegunungan tropika.


2. Air

Air sangat penting bagi kehidupan. Lebih dari 70% tubuh makhluk hidup terdiri atas air. Air dalam tubuh berperan sebagai pelarut. Ketersediaan air bervariasi di berbagai habitat. Salinitas atau kadar garam dalam air mempengaruhi kemampuan adaptasi makhluk hidup, sehingga ada yang hidup di air tawar, air laut, dan air payau. Salinitas menyebabkan adaptasi ikan pada lingkungannya sehingga ikan yang hidup di laut tidak dapat dipindahkan hidupnya l ke air tawar Suhu air berpengaruh terhadap kemampuan adaptasi makhluk hidup pada lingkungan air. Gerakan air (arus dan ombak) akan mempengaruhi makhluk hidup di dalamnya, misalkan untuk bergerak dan bertelur. Ikan yang hidup di air berarus seperti sungai akan memiliki tub i tubuh yang lebih kuat dibandingkan ikan yang hidup di danau.


3. Cahaya matahari

Matahari memberikan energi yang menggerakkan hampir seluruh ekosistem, meskipun hanya tumbuhan dan organisme fotosintesis lain yang menggunakannya secara langsung. Cahaya berperan penting dalam penyebaran, orientasi, dan pembungaan tumbuhan. Kebutuhan tumbuhan akan cahaya berbeda-beda, beberapa tumbuhan membutuhkan banyak cahaya (tumbuhan surya) dan sebagian tidak banyak membutuhkan cahaya (tumbuhan teduh). Dalam istilah fisiologi tumbuhan surya disebut sebagai tumbuhan dengan titik imbang/titik kompensasi tinggi, sedangkan tumbuhan teduh disebut sebagai tumbuhan dengan titik imbang rendah. Titik imbang adalah intensitas cahaya yang menunjukkan bahwa masukan energi tumbuhan melalui fotosintesis diimbangi dengan pemakaiannya dalam bentuk pernapasan. Contoh tumbuhan teduh adalah Costus dan Geophila yang tumbuh pada dasar hutan tropika. Tumbuhan air yang termasuk tumbuhan teduh, misalnya adalah Ceratophyllum dan Chara yang sering ditemukan di tempat gelap pada perairan tawar. Untuk dapat berkembang dengan baik, dalam konsep titik imbang, tumbuhan harus menerima cahaya sedikit lebih banyak di atas titik imbangnya pada siang hari.


4. Angin

Angin memperkuat pengaruh suhu lingkungan pada organisme dengan cara meningkatkan hilangnya panas melalui penguapan (evaporasi) dan konveksi. 


5. Batu dan Tanah 

Tanah merupakan tempat hidup bagi semua makhluk hidup. Secara langsung atau tidak langsung tanah menjadi sumber makanan bagi makhluk hidup yang ada di atasnya. Faktor dalam tanah termasuk di dalamnya adalah faktor struktur fisik, pH, dan komposisi mineral serta tanah.

Topografi merupakan keadaan muka bumi suatu daerah yang akan mempengaruhi distribusi makhluk hidup, misalnya bunga bangkai dan padma raksasa yang hanya tumbuh di daerah Bengkulu. Topografi meliputi keadaan daratan dan lautan. Keadaan daratan berupa gunung, pegunungan, lembah atau dataran rendah dengan organisme yang berbeda-beda hidup di daerah tersebut. Sehingga ada organisme endemik yaitu organisme yang hanya ada dalam wilayah tertentu secara alamiah. 

Satu dari sifat universal ekosistem baik daratan, air tawar, laut atau rekayasa manusia (misalnya pertanian) adalah interaksi antara komponen autotrofik dan komponen heterotrofik Keduanya dipisahkan secara bertingkat yang satu di atas yang lain. Metabolisme autotrofik terbesar berada di stratum "jalur hijau" atas, dimana energi sinar matahari tersedia dan metabolisme heterotrofik yang terjadi di "jalur coklat bawah dimana bahan-bahan organik menumpuk di dalam tanah dan sedimen-sedimen. Dalam suatu ekosistem, paling sedikit terdapat satu spesies yang dapat memproduksi makanan sendiri dari komponen anorganik yang ada di lingkungannya, salu spesies yang dapat menguraikan sampah dari spesies pertama, serta media air, udara, atau keduanya. 


Posting Komentar untuk "5 Komponen Abiotik Dalam Ekosistem"