Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Laporan Praktikum Standarisasi Larutan NaOH untuk Menentukan Kadar Asam Cuka Perdagangan

Laporan Praktikum Standarisasi Larutan NaOH untuk Menentukan Kadar Asam Cuka Perdagangan
 
Praktikum standarisasi larutan NaOH bertujuan untuk menentukan molaritas larutan NaOH menggunakan larutan standar asam oksalat dan untuk menetapkan kadar asam cuka perdagangan. Prinsip kerja dari percobaan ini adalah titrasi asam basa atau reaksi netralisasi. Berikut laporan praktikum selengkapnya.
 
PRAKTIKUM TEORI STRUKTUR ATOM
"STANDARISASI LARUTAN NaOH UNTUK MENENTUKAN KADAR ASAM CUKA PERDAGANGAN"

A. Tujuan

  1. Menentukan molaritas larutan NaOH dengan larutan standar asam oksalat.
  2. Menetapkan kadar asam cuka perdagangan.

 

B. Dasar Teori

1. Analisis Volumetri

Analisis volumetri atau analisis kuantitatif dengan cara mengukur volume sejumlah sampel yang direaksikan dengan larutan standar yang konsentrasinya sudah diketahui dengan teliti. Proses mereaksikan larutan standar dengan diteteskan dari buret pada larutan yang dianalisis disebut titrasi (Wuryani, 2013).


2. Titrasi Asam Basa

Titrasi asam basa merupakan metode analisa titimetri yang berdasarkan pada reaksi netralisasi antara ion hidrogen dari asam dengan ion hidroksida dari basa membentuk molekul air, sehingga disebut titrasi netralisasi. Titrasi netralisasi dibedakan atas titrasi asidimetri dan alkalimetri. Asidimetri adalah titrasi terhadap larutan basa dengan larutan standar asam, sedangkan alkalimetri adalah titrasi terhadap larutan asam dengan larutan standar basa (Wuryani, 2013).


3. Asidimetri

Analisis asam cuka dengan menggunakan NaOH termasuk ke dalam jenis asidimetri dan reaksi yang berlangsung sebagai berikut:

NaOH(aq) + CH3COOH(aq) -> CH3COONa(aq) + H2O

CH3COONa -> CH3COO- + Na+

CH3COO- + H2O -> CH3COOH + OH-

Proses analisis titimetri harus dilakukan standarisasi larutan baku. Standardisasi merupakan penentuan ukuran yang harus diikuti dalam memproduksi sesuatu. Standardisasi bahan kimia berarti proses penentuan standar yang akan digunakan dalam penentuan kadar zat (Wuryani, 2013).


4. Larutan Standar

Proses titrasi menggunakan larutan standar primer dan larutan sekunder. Larutan standar primer adalah larutan yang konsentrasinya sudah diketahui secara tepat melalui metode gravimetri, dapat digunakan untuk menetapkan konsentrasi atau kadar larutan lain yang belum diketahui. Larutan standar sekunder adalah larutan yang konsentrasinya tidak dapat diketahui dengan tepat karena berasal dari zat yang tidak pernah murni (Basset, 1994).


5.Titik Titrasi

Titik titrasi dimana titran yang telah ditambahkan cukup untuk bereaksi secara tepat dengan senyawa yang ditentukan disebut titik ekuivalen. Titik ini biasanya ditandai dengan perubahan warna indikator yang tajam, yang telah ditambahkan sebelumnya ke dalam larutan asam. Selesai titrasi harus dapat diamati dengan perubahan warna atau berbentuk endapan. Saat terjadinya perubahan yang terlihat baik warna atau endapan disebut titik akhir titrasi (Basset, 1994).

Menentukan saat tercapainya titik ekuivalen pada netralisasi digunakan indikator yang mempunyai warna yang berbeda dalam larutan tergantung pH larutan, contohnya indikator phenolphthalein dan methyl orange. Praktikum ini menggunakan prinsip netralisasi dari asam dan basa, maka dapat menimbulkan perubahan warna pada zat warna tumbuhan, karena ciri dari asam sendiri adalah rasa masam dan pH<7. Sifat dari basa sendiri adalah memiliki rasa pahit dan dapat menyebabkan perubahan warna pada zat warna tumbuhan dan larutan basa dalam air juga dapat menghantarkan listrik (Chang, 2004).

Pada standardisasi NaOH dengan menggunakan asam oksalat terjadi reaksi sebagai berikut:

H2C2O4.2H2O(aq) + 2NaOH(aq) -> Na2C2O4.H2O(aq) + 4H2O(l)

Gram ekuivalen dari asam asetat dapat dihitung sebagai berikut:

Grek asam asetat = V NaOH x M NaOH

Molaritas NaOH sama dengan normalitas NaOH karena valensi NaOH adalah 1. Volume NaOH yang diperlukan untuk menetralkan semua asam asetat dalam larutan. Karena valensi asam asetat adalah 1, maka 1 grek asam asetat adalah 1 mol.

Berat asam asetat = grek asam asetat x BM asam asetat

Untuk penentuan molaritas NaOH dapat digunakan rumus sebagai berikut:

Mol asam = mol basa

M1 x V1 x n1 = M2 x V2 x n2

Untuk mengetahui konsentrasi asam asetat dalam % berat per volume (g/100 mL), maka dapat diperoleh dengan cara sebagai berikut:

% asam asetat = 100 mL : volume asam asetat titrasi

(Chang, 2004)

 

C. Alat dan Bahan

Alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah gelas arloji, gelas beaker 50 mL, gelas Erlenmeyer, labu ukur 100 mL, gelas ukur 10 mL, buret 25 mL, statif, klem, corong, pengaduk gelas, sendok sungu, pipet tetes, neraca analitik, pipet volume 10 mL, pipet volume 5 mL, dan botol akuades.

Bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah padatan asam oksalat, larutan NaOH, asam cuka perdagangan, indikator pp, dan akuades.

 

D. Cara Kerja

Pada praktikum ini yang dilakukan terlebih dahulu adalah penentuan molaritas NaOH dengan cara asam oksalat sebanyak 1,26 gram dilarutkan dalam 20 mL. Kemudian dimasukkan ke dalam labu ukur 100 mL dan ditambahkan akuades menjadi larutan asam oksalat 100 mL. Buret 25 mL diisi dengan larutan NaOH. Asam oksalat 5 mL dimasukkan ke dalam gelas erlenmeyer dan ditambahkan 2 tetes indikator pp. Kemudian dititrasi dengan larutan NaOH dan diulangi sebanyak tiga kali titrasi.

Langkah kerja kedua yaitu penetapan kadar asam cuka perdagangan dengan cara larutan asam cuka 10 mL diencerkan dalam labu ukur 100 mL. Larutan encer asam cuka 10 mL dimasukkan ke dalam gelas erlenmeyer lalu ditambahkan 2 tetes indikator pp. Kemudian dititrasi dengan larutan standar NaOH dan diulangi sebanyak tiga kali titrasi.

 

E. Data Hasil Pengamatan

 

V NaOH

V asam oksalat

Perubahan warna

Titrasi I

12,5

5

Tidak berwarna->merah muda

Titrasi II

11,9

5

Tidak berwarna->merah muda

Titrasi III

12

5

Tidak berwarna->merah muda

V rata-rata

12,3

5

 

 

 

Skala awal buret

Skala akhir buret

V NaOH

Perubahan warna

Titrasi I

0

9,8

0

Tidak berwarna->merah muda

Titrasi II

9,8

18,2

10,8

Tidak berwarna->merah muda

Titrasi III

9,8

8,9

10,8

Tidak berwarna->merah muda

V rata-rata

6,53

12,3

9,67

 

 

F. Pembahasan

Percobaan ini berjudul Standarisasi Larutan NaOH untuk Menentukan Kadar Asam Cuka Perdagangan. Tujuan dari percobaan ini yaitu untuk menentukan molaritas larutan NaOH dengan larutan standar asam oksalat dan untuk menetapkan kadar asam cuka perdagangan. Prinsip kerja dari percobaan ini adalah titrasi asam basa atau reaksi netralisasi (reaksi penetralan). Reaksi penetralan melibatkan titrasi basa bebas atau basa yang terbentuk karena hidrolisis garam yang berasal dari asam lemah dengan asam standar (asidimetri) dan titrasi asam bebas atau asam yang terbentuk karena hidrolisis garam yang berasal dari basa lemah dengan suatu basa standar (alkalimetri).


Penentuan molaritas NaOH dengan menggunakan larutan asam oksalat sebagai larutan standar primer. Larutan asam oksalat diberi 2 tetes indikator pp. indikator ini tidak berwarna pada larutan asam, tetapi berwarna merah muda pada larutan basa. Ketika asam dititrasi oleh basa, indikator pp tidak berwarna hingga semua asam bereaksi. Pada saat kelebihan satu tetes basa setelah semua asam bereaksi, maka larutan akan berubah warna. Penambahan indikator pp bertujuan untuk mengetahui titik ekuivalen atau saat titrasi dengan penetesan larutan NaOH menggunakan buret ke dalam gelas erlenmeyer yang berisi larutan asam oksalat. Titrasi dilakukan sampai terjadi perubahan warna merah muda pada larutan asam oksalat.


Titrasi ditambahkan sedikit demi sedikit sampai diperoleh perubahan warna menjadi merah muda lalu titrasi dihentikan. Titrasi diulangi sebanyak tiga kali dan dicatat volume NaOH yang diperlukan untuk mencapai titik ekuivalen dengan melihat tanda pada buret kemudian dihitung rata-rata volume yang diperlukan. Reaksi yang terjadi pada penentuan molaritas NaOH dengan larutan standar asam oksalat yaitu:

2NaOH(aq) + H2C2O4.2H2O(aq) -> Na2C2O4.2H2O(aq) + 2H2O(l)

Konsentrasi H2C2O4.2H2O (asam oksalat) dapat diperoleh dengan menentukan mol asam oksalat terlebih dahulu. Mol asam oksalat dapat diperoleh dengan pembagian antara massa dengan massa atom relatifnya. Maka diperoleh sebesar 0,01 mol asam oksalat. Mol asam oksalat dikalikan dengan volume asam oksalat diperoleh konsentrasi dari asam oksalat sebesar 0,1 M dan konsentrasi NaOH 0,1 M.


Penetapan kadar asam cuka perdagangan memiliki prinsip kerja yang sama seperti pada penentuan molaritas NaOH dengan menggunakan larutan asam oksalat yaitu titrasi asam-basa. Larutan asam cuka diberi 2 tetes indikator pp lalu larutan standar NaOH dimasukkan ke dalam buret. Setelah itu dilakukan titrasi asam cuka dengan larutan standar NaOH sampai terjadi perubahan warna. Perhatikan jumlah volume NaOH yang dibutuhkan untuk mencapai titik ekuivalen. Titrasi dilakukan dengan cara meneteskan sedikit demi sedikit larutan dari dalam buret.


Penentuan larutan NaOH dihentikan tepat saat terjadi perubahan warna menjadi merah muda. Titrasi diulangi sebanyak tiga kali. Reaksi yang terjadi pada penentuan kadar asam cuka perdagangan yaitu sebagai berikut:

CH3COOH(aq) + NaOH(aq) -> CH3COONa(aq) + H2O(l)

Konsentrasi asam cuka dapat diperoleh dengan perhitungan rata-rata volume NaOH, maka diperoleh rata-rata NaOH sebanyak 9,67 mL. jika volume rata-rata NaOH telah diketahui maka dapat ditentukan konsentrasi asam cuka dengan cara:

Grek CH3COOH = Grek NaOH

Dan diperoleh hasil sebesar 0,082 M (konsentrasi asam cuka setelah pengenceran). Sedangkan untuk menentukan konsentrasi asam cuka sebelum pengenceran dengan cara:

Msebelum x Vsebelum = Msetelah x Vsetelah

Diperoleh hasil sebesar 0,793 M. setelah itu untuk mencari kadar asam cuka dengan cara konsentrasi CH3COOH sebelum pengenceran dikalikan dengan massa atom relatif CH3COOH lalu dibagi dengan 10 kemudian diperoleh hasil sebesar 4,758 g/100 mL.

 

G. Kesimpulan

Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa molaritas NaOH dengan larutan asam oksalat sebesar 0,082 M dan kadar asam cuka perdagangan diperoleh sebesar 4,758 g/100 mL.

 

H. Daftar Pustaka

  • Basset. 1991. Vogel's text book of quantitative organic analysis including elementary instrumental analy, alih bahasa: Hadyanam L. Setiono. 1994. Kimia Analisis Kuantitatif Anorganik. Jakarta: Buku Kedokteran EGC.
  • Chang, R. 2003. General Chemistry: The Essential Concepts, alih bahasa: Indra Noviandri. 2004. Kimia Dasar Jilid I. Jakarta: Erlangga.
  • Wuryani, Dwi. 2013. Titimetri. Yogyakarta: Lab Stembaya.

Posting Komentar untuk "Laporan Praktikum Standarisasi Larutan NaOH untuk Menentukan Kadar Asam Cuka Perdagangan"