Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Laporan Praktikum Reaksi Kimia dalam Larutan Berair


Praktikum reaksi kimia dalam larutan berair ini bertujuan untuk mempelajari ciri-ciri perubahan akibat reaksi kimia yang terjadi dalam larutan berair
PRAKTIKUM TEORI STRUKTUR ATOM
“REAKSI DALAM LARUTAN BERAIR”

 

A. Tujuan

  1. Mempelajari reaksi yang berlangsung dalam larutan berair.
  2. Mengetahui persamaan molekul, persamaan ionik, dan persamaan ionik total dari suatu reaksi.

 

B. Dasar Teori

1. Larutan Berair

Larutan adalah campuran yang homogen dari dua atau lebih zat. Zat yang jumlahnya sedikit disebut zat terlarut, sedangkan zat yang jumlahnya lebih banyak disebut pelarut. Larutan dapat berwujud gas, padat, maupun cair. Larutan berair adalah larutan yang zat terlarutnya berupa cair atau padatan dan pelarutnya berupa air. Zat yang digunakan sebagai pelarut pada umumnya adalah air, alkohol, amonia, kloroform, benzene, minyak, dan asam asetat (Chang, 2004).

Reaksi kimia merupakan reaksi senyawa dalam larutan. Perubahan atau ciri-ciri reaksi kimia antara lain dapat berupa perubahan warna, timbulnya panas, gas, terbentuknya endapan. Larutan berair memiliki tiga jenis reaksi yang sangat penting bagi proses yang terjadi dalam industri, lingkungan, dan biologis. Jenis-jenis reaksi dalam larutan berair sebagai berikut:

a. Reaksi Pengendapan

Jenis reaksi yang umumnya berlangsung dalam larutan berair adalah reaksi pengendapan. Ciri dari reaksi pengendapan adalah terbentuknya produk yang tidak larut atau endapan. Endapan merupakan padatan tidak larut yang terpisah dari larutan. Reaksi pengendapan biasanya melibatkan senyawa-senyawa ionik (Chang, 2004).

b. Reaksi Asam-Basa

Asam merupakan zat yang menghasilkan ion hidrogen (H+) ketika dilarutkan dalam air. Asam dinyatakan sebagai donor proton. Asam merupakan zat yang memiliki zat-zat spesifik seperti memiliki rasa masam dan bersifat korosif. Asam juga dapat bereaksi dengan logam dan menghasilkan gas hidrogen. Sebagai indikator untuk senyawa asam dapat menggunakan kertas lakmus dimana asam dapat mengubah kertas lakmus biru menjadi merah.

Basa juga merupakan zat yang menghasilkan ion hidroksida (OH-) ketika dilarutkan dalam air. Basa bertindak sebagai akseptor proton. Basa memiliki sifat spesifik jika mengenai kulit akan terasa licin dan getir. Basa dapat mengubah kertas lakmus merah menjadi biru. Reaksi asam-basa dapat disebut sebagai reaksi penetralan yaitu melibatkan asam dan basa. Reaksi asam-basa dalam media air akan menghasilkan air dan garam yang merupakan senyawa ionik yang terbentuk dari suatu kation dan anion sehingga hanya akan menghasilkan garam tanpa asam-basa (Chang, 2004).

c. Reaksi Oksidasi-Reduksi

Oksigen bereaksi dengan kebanyakan unsur membentuk senyawa yang disebut oksida. Besi (Fe) dapat dioksidasi secara perlahan membentuk karat yang terdiri dari Fe2O3. Besi oksida dapat direduksi atau dipecah menjadi logam. Logam yang diperoleh dan oksida logamnya dikenal dengan nama reduksi. Oksidasi adalah pelepasan elektron oleh suatu zat, sedangkan reduksi adalah pengambilan elektron oleh suatu zat. Oksidasi dan reduksi selalu terjadi bersama-sama. Reaksi yang melibatkan oksidasi dan reduksi disebut reaksi oksidasi-reduksi atau disebut reaksi redoks (Prabawati, 2006).

2. Persamaan Reaksi

a. Persamaan Molekul

Persamaan molekul merupakan persamaan yang menyatakan bahwa rumus senyawanya dituliskan seolah-olah semua spesi berada sebagai molekul. Persamaan molekul berguna karena memberikan informasi mengenai identitas pereaksi. Persamaan molekul tidak secara akurat menggambarkan apa yang sebenarnya terjadi pada tingkat mikroskopis (Chang, 2004).

b. Persamaan Ionik

Persamaan ionik merupakan persamaan reaksi yang menunjukkan spesi-spesi yang terlarut dalam bentuk ion-ion bebasnya. Ion-ion yang tidak terlibat dalam reaksi keseluruhan disebut ion pendamping. Ion pendamping muncul pada kedua ruas persamaan dan tidak berubah selama reaksi kimia, ion-ion tersebut dapat diabaikan (Chang, 2004).

c. Persamaan Ionik Total

Persamaan ionik total menunjukkan hanya spesi yang benar-benar berperan dalam reaksi sehingga dapat memusatkan perhatian pada perubahan yang sebenarnya. Persamaan ionik total memperlihatkan bagaimana reaksi berlangsung dan menunjukkan ada tidaknya endapan yang muncul pada reaksi tersebut. Sehingga dengan menuliskan persamaan ionik total dapat diketahui reaksi tersebut akan menghasilkan endapan atau tidak. (Chang, 2004).

Memprediksi suatu reaksi akan menghasilkan endapan atau tidak yaitu dengan menuliskan persamaan ionik dan persamaan ionik total dan dengan menuliskan persamaan molekul untuk reaksi yang telah disetarakan, kemudian menulis ulang persamaan untuk menunjukkan ion-ion yang terdisosiasi yang terbentuk dalam larutan. Semua elektrolit kuat saat dilarutkan dalam larutan akan terdisosiasi sempurna menjadi kation dan anion. Tahap ini menghasilkan persamaan ionik, selanjutnya identifikasi dan abaikan ion-ion pendamping pada kedua ruas persamaan reaksi untuk memperoleh persamaan ionik total (Chang, 2004)

3. Senyawa Elektrolit

Senyawa elektrolit merupakan senyawa yang dapat terdisosiasi ketika dilarutkan dalam air membentuk anion dan kation dan bersifat menghantarkan listrik. Senyawa-senyawa seperti asam, basa, dan garam dapat menghantarkan arus listrik karena disosiasi maka disebut dengan larutan elektrolit. Senyawa elektrolit dibagi menjadi dua, yaitu elektrolit kuat dan elektrolit lemah. Elektrolit kuat merupakan senyawa yang terionisasi sempurna dan ditulis sebagai anak panah tunggal ke kanan.

Pada elektrolit lemah, ion-ion akan membentuk kesetimbangan dengan molekul yang tidak terdisosiasi. Karena hanya sebagian yang terdisosiasi, maka jumlah ion pada volume tertentu larutan akan sama pada perubahan konsentrasi yang besar. Persamaan ionisasi elektrolit lemah digunakan dengan tanda anak panah bolak-balik yang artinya reaksi terjadi secara dua arah. Reaksi pengendapan biasanya melibatkan senyawa-senyawa ionik. Senyawa ionik merupakan elektrolit kuat, tetapi daya larutnya tidak sama. Oleh karena itu, elektrolit mudah mengendap sedangkan yang lain tidak mudah mengendap (Brady, 1999).

 

C. Alat dan Bahan

Alat-alat yang digunakan pada percobaan ini adalah tabung reaksi, rak tabung reaksi, gelas beaker 50 mL, gelas beaker 25 mL, pipet ukur 1 mL, pipet ukur 5 mL, labu ukur 10 mL, bola hisap, pipet tetes, dan botol akuades. Bahan-bahan yang digunakan pada percobaan ini adalah larutan KCl, NaNO3, CuSO, NaOH, (NH4)2SO4, Ca(NO3)2, Na3PO4, dan akuades

 

D. Cara Kerja

Perlakuan yang pertama larutan KCl, NaNO3, CuSO, NaOH, Ca(NO3)2, Na3PO4 konsentrasi 1M masing-masing diencerkan dalam labu ukur 10 mL sehingga didapatkan larutan dengan konsentrasi 0,2M. Kemudian direaksikan dalam tabung reaksi sebagai berikut:

  • 2 mL KCl 0,2M + 2 mL NaNO3 0,2M
  • 2 mL CuSO4 0,2M + 2 mL NaOH 0,2M
  • 3 mL (NH4)2SO4 1M + 2 mL NaOH 1M
  • 2 mL Na3PO4 0,2M + 2 mL Ca(NO3)2 0,2M

 

E. Data Hasil Pengamatan

No.

Larutan

Hasil Pengamatan

Sebelum

Sesudah

1.

KCl 0,2M + NaNO3 0,2M

Larutan KCl tidak berwarna

Larutan NaNO3 tidak berwarna

Larutan tidak berwarna dan tidak terbentuk endapan

2.

CuSO4 0,2M + NaOH 0,2M

Larutan CuSO4 berwarna biru

Larutan NaOH tidak berwarna

Larutan berwarna biru muda dan endapan biru muda

3.

(NH4)2SO4 1M + NaOH 1M

Larutan (NH4)2SO4 tidak berwarna

Larutan NaOH tidak berwarna

Larutan tidak berwarna dan tidak terbentuk endapan

4.

Na3PO4 0,2M + Ca(NO3)2 0,2M

Larutan Na3PO4 tidak berwarna

Larutan Ca(NO3)2 tidak berwarna

Larutan berwarna putih dan endapan putih keruh

 

F. Pembahasan

Percobaan yang dilakukan berjudul “Reaksi dalam Larutan Berair”. Tujuan dari percobaan ini adalah untuk mempelajari reaksi yang berlangsung dalam larutan berair dan mengetahui persamaan molekul, persamaan ionik, dan persamaan ionik total dari suatu reaksi. Prinsip kerja dari percobaan ini adalah analisis kualitatif. Analisis kualitatif merupakan metode analisis yang dilakukan untuk mengetahui adanya perubahan zat dalam suatu sampel. Percobaan ini juga menggunakan prinsip pengenceran dan reaksi pengendapan. Tujuan dari proses pengenceran yaitu untuk menurunkan kadar kepekatan dari suatu larutan atau tingkat konsentrasi dari senyawa yang dilarutkan atau diencerkan. Reaksi pengendapan merupakan reaksi dimana salah satu produk terbentuk endapan. Endapan yang terbentuk dari zat yang direaksikan sukar larut dalam air atau pelarut lainnya.

Percobaan pertama yaitu direaksikan larutan KCl 0,2M dengan larutan NaNO3 0,2M. Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, tidak terdapat perubahan warna pada larutan dan tidak terbentuk endapan. Hal ini terjadi karena garam K­­+ dari larutan KCl tidak dapat menghasilkan warna kecuali jika bereaksi dengan anion yang berwarna. Persamaan molekul yang terjadi sebagai berikut:

KCl(aq) + NaNO3(aq) -> KNO3(aq) + NaCl(aq)

Percobaan kedua yaitu direaksikan larutan CuSO4 0,2M dengan larutan NaOH 0,2M menghasilkan warna biru muda pada larutan dan terbentuk endapan berwarna biru muda. Larutan CuSO4 yang berwarna biru direaksikan dengan larutan NaOH yang tidak berwarna sehingga menghasilkan larutan berwarna biru muda. Perubahan warna yang terjadi karena penambahan larutan tidak berwarna pada larutan berwarna biru sehingga warna yang dihasilkan memudar yang berarti konsentrasi larutan berkurang. Endapan yang terbentuk terjadi karena sebagian besar hidroksida (OH­­­­-) tidak dapat larut. Pengecualiannya adalah hidroksida logam alkali dan barium hidroksida [Ba(OH)2]. Kalsium hidroksida [Ca(OH)2] sedikit larut. Persamaan molekul yang terjadi sebagai berikut:

CuSO4(aq) + 2NaOH(aq) -> Cu(OH)2(s) + Na2SO4(aq)

Percobaan ketiga yaitu direaksikan larutan (NH4)2SO4 1M dengan larutan NaOH 1M. Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, tidak menghasilkan warna dan tidak terbentuk endapan. Hal ini terjadi karena produk yang dihasilkan dari reaksi antara larutan (NH4)2SO4 dengan larutan NaOH menghasilkan NH4OH dan Na2SO4. Larutan NH4OH memiliki senyawa NH4+ yang dapat larut dalam air. Larutan Na2SO4 memiliki SO42- yang dapat larut dalam air sehingga reaksi tersebut tidak terbentuk endapan. Persamaan molekul yang terjadi sebagai berikut:

(NH4)2SO4(aq) + 2NaOH(aq) -> 2NH4OH(aq) + Na2SO4(aq)

Percobaan keempat yaitu direaksikan larutan Na3PO4 0,2M dengan larutan Ca(NO3)2 0,2M. Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, menghasilkan warna putih keruh pada larutan  dan terbentuk endapan berwarna putih keruh. Terbentuk endapan karena sebagian besar fosfat (PO4-) tidak dapat larut sehingga Ca3(PO4)2 mengendap. Persamaan molekul yang terjadi sebagai berikut:

2Na3PO4(aq) + 3Ca(NO3)2(aq) -> Ca3(PO4)2(s) + 6NaNO3(aq)

 

G. Kesimpulan

Berdasarkan percobaan Reaksi dalam Larutan Berair dapat disimpulkan bahwa:

1. Reaksi yang berlangsung dalam larutan berair yaitu reaksi pengendapan, reaksi asam-basa, dan reaksi oksidasi reduksi. Pada percobaan digunakan reaksi pengendapan yang ditandai dengan terbentuknya endapan dalam larutan setelah direaksikan.

2. Persamaan molekul adalah persamaan yang rumus senyawanya ditulis seolah-olah semua spesi terdapat sebagai molekul. Persamaan ionik adalah spesi-spesi yang terlarut dalam bentuk ion-ion bebasnya. Persamaan ionik total adalah spesi-spesi yang benar-benar berperan dalam reaksi.

 

H. Daftar Pustaka

  • Brady, J. E. 1999. Kimia Universitas Asas dan Struktur. Jakarta: Binarupa Aksara
  • Chang, R. 2004. Kimia Dasr Jilid I. Jakarta: Erlangga.
  • Gunawan. 2004. Tngkas Kimia. Surabaya: Kartika.
  • Prabawati, dkk. 2006. Kimia Dasar I. Yogyakarta: Pokja Akademik UIN Sunan Kalijaga.

Lampiran

Perhitungan Reaksi dalam Larutan Berair

-Pengenceran KCl 1M

V1 x M1 = V2 x M2

V1 x 1M = 10 mL x 0,2M

V1 = 2 mL

-Pengenceran NaNO3 1M

V1 x M1 = V2 x M2

V1 x 1M = 10 mL x 0,2M

V1 = 2 mL

-Pengenceran CuSO4 1M

V1 x M1 = V2 x M2

V1 x 1M = 10 mL x 0,2M

V1 = 2 mL

-Pengenceran NaOH 1M

V1 x M1 = V2 x M2

V1 x 1M = 10 mL x 0,2M

V1 = 2 mL

-Pengenceran Na3PO4 1M

V1 x M1 = V2 x M2

V1 x 1M = 10 mL x 0,2M

V1 = 2 mL

-Pengenceran Ca(NO3)2 1M

V1 x M1 = V2 x M2

V1 x 1M = 10 mL x 0,2M

V1 = 2 mL

 

Persamaan Reaksi dalam Larutan Berair

1.    Larutan KCl 0,2M dengan larutan NaNO3 0,2M

a.    Persamaan molekul

KCl(aq) + NaNO3(aq) -> KNO3(aq) + NaCl(aq)

b.    Persamaan ionik

K+(aq) + Cl-(aq) + Na+(aq) + NO3-(aq) -> K+(aq) + NO3-(aq) + Na+(aq) + Cl-(aq)

c.    Persamaan ionik total

-

 

2.    Larutan CuSO4 0,2M dengan larutan NaOH 0,2M

a.    Persamaan molekul

CuSO4(aq) + 2NaOH(aq) -> Cu(OH)2(s) + Na2SO4(aq)

b.    Persamaan ionik

Cu2+(aq) + SO42-(aq) + 2Na+(aq) + 2OH-(aq) -> Cu(OH)2(s) + 2Na+(aq) + SO42-(aq)

c.    Persamaan ionik total

Cu2+(aq) + 2OH-(aq) -> Cu(OH)2(s)

 

3.    Larutan (NH4)2SO4 1M dengan larutan NaOH 1M

a.    Persamaan molekul

(NH4)2SO4(aq) + 2NaOH(aq) -> 2NH4OH(aq) + Na2SO4(aq)

b.    Persamaan ionik

2NH4­+(aq) + SO42-(aq) + 2Na+(aq) + 2OH-(aq) -> 2NH4­+(aq) + 2OH-(aq) + 2Na+(aq) + SO42-(aq)

c.    Persamaan ionik total

-

 

4.    Larutan Na3PO4 0,2M dengan larutan Ca(NO3)2 0,2M

a.    Persamaan molekul

2Na3PO4(aq) + 3Ca(NO3)2(aq) -> Ca3(PO4)2(s) + 6NaNO3(aq)

b.    Persamaan ionik

6Na+(aq) + 2PO43-(aq) + 2Ca2+(aq) + 6NO3-(aq) -> Ca3(PO4)2(s) + 6Na+(aq) + 6NO3-(aq)

c.    Persamaan ionik total

2Ca2+(aq) + 2PO43-(aq) -> Ca3(PO4)2(s)

 

Posting Komentar untuk "Laporan Praktikum Reaksi Kimia dalam Larutan Berair"